Ahad 23 Mar 2014 07:37 WIB

Masjid Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

Rep: Erdy Nasrul / Red: Muhammad Hafil
Masjid Al-Jabr di Jakarta Selatan.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Masjid Al-Jabr di Jakarta Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid bukan hanya pusat peribadatan. Tempat ibadah itu juga menjadi sarana untuk mengembangkan perekonomian masyarakat sekitar. Ketika aktifitas masjid ramai, masyarakat sekitar pasti akan menggelar dagangan di sekitarnya.

Perputaran uang terjadi dalam jumlah yang tidak sedikit. "Bisa jutaan rupiah dalam sehari," jelas Caleg DPR RI Dapil Jabar X, Wardatun Na'im, di Jakarta, Ahad (23/3). Ada yang berjualan makanan, minuman, pakaian muslim, dan aksesoris ibadah.

Aktifitas di masjid yang paling digemari masyarakat, menurut kader PPP ini, adalah majlis taklim. "Kalau penceramahnya alim ulama, pasti yang datang memenuhi masjid. Bisa ribuan jumlahnya," papar Caleg nomor urut dua ini.

Majlis taklim adalah produk budaya khas Indonesia. Penyebutannya hanya di Indonesia. "Jadi ini produk kita," imbuhnya. Di negara lain penyebutannya halaqah, ada juga yang menggunakan kata lain. Tapi, jelas Wardatun, majlis taklim tampil beda. Nilai keindonesiaannya sangat kental. Didalamnya ada ceramah. Ada juga kegiatan yasinan, tahlil, shalawat, bahkan santunan untuk kaum Dhuafa. Semuanya menunjukkan hakekat manusia sebagai makhluk sosial.

Mereka yang mendatangi kegiatan di masjid, apalagi beramai - ramai, pasti membawa uang. "Tidak mungkin mereka tidak belanja," papar Wardatun. Kalau yang datang seribu orang. Masing - masing membawa seratus ribu rupiah, maka sudah ada perputaran uang hingga Rp 100 juta rupiah. 

Pihaknya mengimbau masyarakat sekitar untuk mengaktifkan masjid. Jangan sampai rumah ibadah sepi. Akan sangat bermanfaat sekali bila diaktifkan dengan mengadakan majlis taklim atau aktifitas keagamaan yang melibatkan banyak masyarakat. Tujuannya adalah membangun kebersamaan, membangkitkan perekonomian. "Dan tentu saja membangkitkan perekonomian," paparnya

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement