Ahad 23 Mar 2014 21:02 WIB

Operasi MH370 Fokus pada Pencarian Visual

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mansyur Faqih
Sebuah objek yang terekam oleh satelit,dan diduga pesawat Malaysia Airlines MH370, dirilis oleh Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA).   (Reuters/Australian Maritime Safety Authority)
Sebuah objek yang terekam oleh satelit,dan diduga pesawat Malaysia Airlines MH370, dirilis oleh Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA). (Reuters/Australian Maritime Safety Authority)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Operasi di selatan Samudera Hindia untuk mencari hilangnya pesawat Malaysia Airlines menggandalkan pencarian visual. Pencarian di Samudera Hindia ini dilakukan menyusul adanya objek yang teridentifikasi oleh satelit Cina pada 18 Maret lalu.

Dilansir dari Bernama, general manager Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA), John Young mengatakan, pencarian secara visual akan membutuhkan waktu dan akan sulit. Namun, rencananya tetap melanjutkan pencarian MH370. 

"Rencana kami adalah melanjutkan pencarian menggunakan pencarian visual untuk mencari objek yang diidentifikasi dalam citra visual," katanya di Canberra.

Kepala AMSA Mike Barton mengatakan pencarian secara visual difokuskan di titik berdasarkan citra satelit. Ada delapan pesawat, terdiri dari empat pesawat militer dan empat pesawat sipil, yang mengangkut awak dengan para sukarelawan diterjunkan ke lokasi. 

"Wilayah pencarian terus berubah sesuai dengan pergerakan air dan kami melanjutkan untuk melacaknya, kami juga mencari pendapat dari para ahli. Kami mengumpulkan semua informasi dengan citra satelit," katanya. 

Menurut Barton, citra yang dirilis oleh Cina sesuai dengan gambar yang didapatkan oleh satelit Australia beberapa hari yang lalu dan di wilayah yang sama.

Sabtu lalu, satelit Cina menunjukan adanya objek yang berukuran sekitar 22 meter dan terlihat di sekitar 1.550 km barat daya Perth. Gambar objek tersebut ditangkap oleh satelit observasi bumi milik Cina, Gaofen-1, pada malam hari 18 Maret waktu setempat. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement