REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta perusahaan pengembang Metro Kapsul agar menunjukkan prototipe transportasi massal tersebut kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI.
"Sampai sekarang, kami belum melihat seperti apa bentuk Metro Kapsul itu. Padahal, kami ingin sekali melihatnya. Masa, menawarkan barang, tetapi tidak ada contoh barangnya. Kita lihat dulu dong," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (24/3).
Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, ide dan desain transportasi masal yang ditawarkan oleh perusahaan pengembang Metro Kapsul tersebut bagus. Namun, sayangnya belum ada prototipe yang bisa ditunjukkan kepada Pemprov DKI.
"Idenya bagus memang, tetapi contoh barangnya itu harus kami lihat secara langsung. Kami mau tahu seperti apa mesinnya, gampang bermasalah atau tidak. Tidak mungkin itu kami menyetujuinya kalau belum melihat modelnya," ujar Ahok.
Selain model, dia menuturkan bahwa pihaknya juga membutuhkan kejelasan mengenai biaya pembangunan proyek dan segala urusan administrasi lainnya.
"Kami tidak nanti di tengah-tengah masa pembangunan Metro Kapsul itu malah tiba-tiba berhenti. Terus, kalau mangkrak bagaimana? Siapa yang melanjutkan? Siapa yang bayar? Ini harus diperinci lagi," tutur Ahok.
Selanjutnya, mantan Bupati Belitung Timur itu pun berencana menawarkan proyek Metro Kapsul tersebut kepada PT Jakarta Monorail (JM) untuk dikaji lebih dalam.
"Kami coba tawarkan saja ke JM. Nanti, akan saya instruksikan Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Wiriyatmoko untuk melakukan penawaran itu. Kami mau coba tawarkan saja, siapa tahu JM tertarik," ungkap Ahok.
Dari segi kapasitas jumlah penumpang, dia menambahkan bahwa moda transportasi Metro Kapsul tersebut dapat mengangkut penumpang lebih banyak daripada monorel yang dirancang oleh PT JM.
"Jika dibandingkan dengan desain monorelnya PT JM, Metro Kapsul itu sanggup mengangkut hingga 1.800 penumpang. Selain itu, jumlah tiang penopang yang dibutuhkan sebagai landasan jalurnya juga lebih sedikit," tambah Ahok.