REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT-- Menteri Luar Negeri Lebanon Gebran Bassil Senin (24/3) lalu, menyerukan negara-negara Arab untuk mendukung tentaranya. Hal tersebut dalam upaya melawan dampak dari perang sipil Suriah, yang dianggap mengancam perpecahan di dalam Lebanon.
Sekitar satu juta pengungsi Suriah telah melarikan diri ke Lebanon. Migrasi massal tersebut mulai membawa ketegangan dalam penggunaan infrastruktur publik dan mengancam keseimbangan sektrarian, negara tersebut.
Sumber keamanan Lebanon mengatakan, Senin lalu, 26 tewas dalam bentrokan antara pejuang pro dan anti Damaskus di Tripoli. Sebagian besar dari mereka yang tewas adalah warga sipil."Ini mengancam keberadaan lebanon," ujar Bassil pada wartawan, sebelum pertemuan dengan Liga Arab di Kuwait.
Menurutnya, ini juga bisa menjadi ancaman bagi umat manusia. Kekuatan di Lebanon terbagi antara Syiah, Sunni, Druze dan Kristen. Lebanon pada dasarnya mencerminkan populasi campuran. Banyak yang khawatir, pengungsi Sunni Suriah dapat menganggu keseimbangan demografi Lebanon.
Ketegangan komunal di Lebanon meningkat, setelah pasukan pemerintah Suriah merebut kota Yabroud di perbatasan dengan Lebanon. Pasukan pemerintah Suriah mendapat bantuan dari gerakan Hizbullah Lebanon.