Ahad 26 Jan 2025 10:12 WIB

Batas Waktu Habis, Israel Ngotot Tempatkan Pasukan di Lebanon

Dukungan Amerika meyakinkan Israel untuk tempatkan pasukan di Lebanon.

Pasukan Israel di Lebanon Selatan
Foto: media Israel
Pasukan Israel di Lebanon Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT — Pemerintah Israel dengan dukungan Amerika tetap ngotot menempatkan pasukan di Lebanon. Padahal, batas waktu mereka berada di sana sudah melampaui 60 hari, tenggat maksimal keberadaan pasukan IDF di Lebanon.

Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan bahwa pasukan tentara IDF tidak akan sepenuhnya menarik diri dari Lebanon selatan. Dalam sebuah pernyataan, "perjanjian gencatan senjata di Lebanon menetapkan bahwa penarikan bertahap pasukan tentara Israel akan dilaksanakan dalam waktu 60 hari, dan mencatat bahwa proses penarikan mungkin memakan waktu lebih dari 60 hari."

Baca Juga

Pernyataan itu menambahkan, “Proses penarikan tentara Israel bergantung pada penempatan tentara Lebanon di wilayah Lebanon selatan dan implementasi perjanjian secara penuh dan efektif, sementara Hizbullah menarik diri ke luar area Litani.”

Pihak penjajah Israel mengklaim bahwa perjanjian tersebut tidak sepenuhnya dilaksanakan oleh negara Lebanon. Hal itu diklaim Israel menjadikan proses penarikan bertahap akan dilanjutkan dengan koordinasi penuh dengan Amerika Serikat.

Israel mengungkapkan bahwa pemerintah meminta, pada akhir sesi “kabinet”, untuk memperpanjang validitas perjanjian gencatan senjata selama sebulan sebelum penarikan pasukan “tentara” dari Lebanon selatan.

Elite politik Israel telah menginstruksikan IDF untuk tetap berada di sektor timur Lebanon juga meski batas waktu enam puluh hari untuk gencatan senjata telah berakhir. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Hizbullah, pada Kamis malam, mereka menekankan bahwa kelebihan batas waktu 60 hari dianggap sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian tersebut, dan merupakan serangan lebih lanjut terhadap kedaulatan Lebanon.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement