REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setelah beberapa kali muncul keluhan dan pengaduan agen travel, akhirnya Saudi Airlines mempertimbangkan berbagai keluhan tersebut.
Melalui perwakilan Saudi Airlines di Indonesia, maskapai penerbangan plat merah Kerajaan Arab Saudi ini mempertimbangkan kemungkinan menanggung kerugian jamaah umrah selama penundaan atau pembatalan penerbangan.
Hal tersebut disampaikan Manajer Perwakilan Saudi Airlines di Indonesia, Fawaz Alharby. Ia menjawab berbagai keluhan dan pemberitaan terkait penundaan penerbangan ratusan jamaah umrah pada 12 Maret lalu.
Pihaknya sedang melakukan koordinasi dengan pimpinan Saudi Airlines di Jeddah terkait permasalahan ini. "Kita jamin akan ada penjelasan dan berbagai usulan untuk menanggung kerugian jamaah dan agen travel selama ada penundaan penerbangan sedang kita pertimbangkan," ujarnya Rabu (26/3).
Ia menegaskan, pihak Saudi Airlines tidak akan menutup mata atas berbagai keluhan agen dan jamaah umrah. Termasuk, kata dia, bila ada usulan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) terkait kerja sama bila ada kerugiaan yang dialami jamaah. Semua itu sedang dibahas oleh pimpinan Saudi Airlines, apakah MoU tersebut memang memungkinkan untuk dibuat.
Dalam pernyataannya, Fawaz juga menegaskan kembali bahwa tidak ada jamaah umrah yang ditelantarkan selama penundaan penerbangan. "Pada saat itu semua jamaah yang ditunda penerbangannya kita tangani dengan baik seperti ditanggung akomodasi dan transportasinya selama di Jakarta," ujarnya.
Ini sekaligus menjawab berbagai tuduhan pemberitaan yang mengatakan bahwa Saudi Airlines tidak menanggung semua akomodasi dan transportasi selama penundaan penerbangan. "Saat itu 420-an jamaah yang mengalami penundaan keberangkatan umrah sudah kita tangani langsung," terangnya.