Kamis 27 Mar 2014 14:53 WIB

Beban Industri Nasional Jelang Pemberlakuan MEA 2015

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Foto: blogspot.com
Masyarakat Ekonomi ASEAN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Ina Primiana mengatakan, terdapat tiga hal krusial yang tengah dihadapi oleh sektor industri menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC) 2015.  

Pertama, kinerja logistik.  Menurut Ina, tingginya beban logistik belum bisa ditekan akibat pembangunan infrastruktur dan konektivitas yang belum maksimal. "Itu beban jelang MEA," ujar Ina.  

Berdasarkan data The Logistic Performance Index dari Bank Dunia per 2012, kinerja logistik Indonesia pada tahun tersebut berada pada peringkat 59 dunia. Untuk kawasan ASEAN, Indonesia berada pada peringkat keenam di bawah Singapura (peringkat 1 dunia), Malaysia (29), Thailand (38), Filipina (52) dan Vietnam (53).  

Infrastruktur adalah kendala terbesar karena mendapatkan penilaian terburuk di antara komponen penilaian lainnya. Peringkat subindex infrastruktur Indonesia berada pada peringkat 85 dunia.  Sementara Singapura berada pada peringkat kedua, Malaysia (27), Thailand (44), Filipina (44) dan Vietnam (72).  

Kedua, kualitas sumber daya manusia (SDM). Ina mengatakan, belum mumpuninya kualitas SDM memiliki korelasi yang erat dengan kualitas produk yang dihasilkan industri dalam negeri. "Ujung-ujungnya ke daya saing produk di kawasan," kata Ina.

Ketiga, dukungan kebijakan. Menurut Ina, industri dalam negeri mutlak didukung oleh kebijakan lintas kementerian dan lembaga. Kementerian Perindustrian tidak dapat berdiri sendiri. Apalagi jika Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memutuskan untuk menaikkan tarif tenaga listrik (TTL) maupun Kementerian Keuangan yang tidak memberikan insentif pajak. "Selama ini tidak inline, itu juga menjadi berat. Jadi, tiga hal itu yang dihadapi industri," ujar Ina.  

Ina menjelaskan, sejumlah industri menengah di dalam negeri telah mampu bersaing di kawasan Asia Tenggara. Akan tetapi untuk industri mikro dan kecil, pembenahan ketiga aspek krusial di atas menjadi niscaya. "Agar mereka mampu bersaing," kata Ina.  

Sementara untuk industri menengah, dukungan kebijakan harus diberikan.  Terlebih, kualitas produk telah diakui.  "Tapi ketika mau ekspor, ketiadaan dukungan membuat sulit bersaing," ujar Ina.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement