REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH-- Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Selasa (1/4), mengatakan ia akan menandatangani permintaan untuk bergabung dengan 15 badan PBB dan kesepakatan internasional sebagai tanggapan atas penundaan Israel membebaskan kelompok terakhir tahanan Palestina.
Abbas mengeluarkan pernyataan tersebut selama pertemuannya dengan anggota pimpinan Palestina di Kota Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan. Ia menandatangani satu kesepakatan selama pidatonya yang ditayangkan televisi.
Keputusan Abbas itu diambil setelah Amerika Serikat gagal meyakinkan Israel agar membebaskan sisa 25 tahanan Palestina dari beberapa penjara Israel. Dengan menandatangani kesepakatan internasional, terutama Konvensi Jenewa Keempat, Palestina dapat mengajukan keluhan dan tuntutan hukum terhadap pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel dan kegiatan permukiman.
"Jika Israel tidak membebaskan sisa kelompok tahanan, kami akan menandatangani dan bergabung dengan seluruh 63 organisasi dan kesepakatan internasional," kata Abbas, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu.
Setelah meningkatkan status mereka di PBB menjadi negara pengamat non-anggota pada 2012, Palestina menjadi berhak untuk menandatangani 63 protokol, konvensi dan kesepakatan internasional dan menjadi anggota lembaga internasional seperti Mahkamah Pidana Internasional.
Sementara itu, Abbas menyatakan ia tak mencari bentrokan dengan Amerika Serikat, sebab Washington telah menengahi perundingan perdamaian antara Palestina dan Israel. "Menandatangani kesepakatan internasional adalah hak Palestina dan bukan tindakan menentang Amerika Serikat, atau pihak mana pun, termasuk Israel," katanya.
Ketika perundingan perdamaian antara Palestina dan Israel dilanjutkan pada Juli lalu, Israel setuju untuk membebaskan 104 orang Palestina yang telah lama ditahan di Israel dalam empat tahap sebagai imbalan bagi dihentikannya upaya Palestina untuk bergabung dengan organisasi internasional.
Namun, Israel menolak untuk membebaskan kelompok terakhir tahanan yang dijadwalkan dibebaskan pada Sabtu (29/3), kecuali Palestina setuju memperpanjang pembicaraan perdamaian yang berlangsung dan telah dijadwalkan berakhir pada penghujung April.
Abbas mengatakan perdamaian hanya dapat diwujudkan melalui pembicaraan perdamaian yang akhirnya akan mengarah kepada berdirinya Negara Palestina Merdeka, dengan Jerusalem Timur sebagai ibu kotanya.