REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dana Moneter Internasional (IMF) mengingatkan negara-negara adanya enam tantangan pemulihan ekonomi global yang harus diwaspadai. Tiga tantangan bersifat peninggalan dari krisis sebelumnya dan tiga lainnya merupakan hambatan baru.
Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mengatakan, keenam tantangan itu bersifat jangka pendek yang harus bisa diselesaikan dengan baik. "Keenam faktor ini bisa menjadi penghalang bagi terus menguatnya pertumbuhan ekonomi," kata Lagarde seperti dikutip dari situs IMF, Kamis (4/4).
Tiga tantangan lama itu adalah agenda reformasi sektor finansial yang masih berjalan, naiknya tingkat utang di banyak negara, dan masih tingginya angka pengangguran. IMF sejak lama mengingatkan negara-negara untuk mempercepat reformasi struktural untuk menjawab tantangan ini.
Tiga tantangan baru yang bisa menghambat pemulihan ekonomi itu adalah memanjangnya periode inflasi rendah di banyak negara, risiko yang meningkat atas ketidakstabilan pasar terkait dengan tapering, dan ketegangan geopolitik seperti yang terjadi di Ukraina belakangan ini.
"Jika dunia tidak merespons ini dengan baik, kita akan jatuh ke dalam jebakan pertumbuhan rendah jangka menengah," kata Lagarde.
IMF bersama Bank Dunia kembali menggelar Pertemuan Musim Semi (Spring Meeting) di washington untuk membahas berbagai isu terkait ekonomi global. Setiap tahun IMF mengumpulkan gubernur bank sentral, menteri keuangan, dan otoritas keuangan global bergabung dalam pertemuan ini.