REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Zonasi industri data center dan pengembangan kecerdasan buatan (AI) dinilai sebagai langkah strategis dalam meningkatkan produktivitas nasional. AI telah menjadi inovasi yang mendorong efisiensi di berbagai sektor, terutama di bidang kesehatan, sementara data center berperan sebagai infrastruktur utama yang mempercepat transformasi digital dan pertumbuhan ekonomi.
Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Transformasi Digital Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Kewilayahan, Okto Irianto menjelaskan pemerintah berkomitmen mempercepat penetapan zonasi lahan data center guna mendukung perkembangan teknologi informasi di berbagai sektor.
“Pembangunan data center dan AI akan lebih optimal jika ada zonasi yang jelas. Kementerian Agraria dan Tata Ruang harus mencari lokasi yang ideal untuk data center,” ujarnya.
Ia menambahkan, regulasi yang mendukung pertumbuhan data center dan AI harus segera disiapkan agar Indonesia bisa memanfaatkan teknologi digital secara maksimal guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.
Dari sudut pandang industri, Founding Partner AC Ventures, Pandu Sjahrir, menyoroti pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur digital di Indonesia. “Semakin banyak data center, biaya komunikasi akan semakin murah dan penyebaran informasi akan semakin cepat,” jelasnya.
Selain itu, ia menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor ini. “Jika kita ingin mempertahankan talenta terbaik di dalam negeri, maka industri data center harus berkembang agar mereka punya alasan untuk tetap berkarier di Indonesia,” tambahnya.
CEO Halodoc, Jonathan Sudharta, mengungkapkan bahwa AI membuka peluang besar di sektor kesehatan, namun menghadapi tantangan regulasi. “Kementerian Kesehatan sangat responsif terhadap perkembangan AI, dan ini merupakan langkah positif bagi industri,” katanya.
Sementara itu, CEO Eden Sehat AI, Jonathan Natakusuma, menekankan bahwa AI telah membantu mempercepat dan meningkatkan akurasi laporan medis, khususnya dalam bidang radiologi kanker. Ia memastikan bahwa perusahaannya berkomitmen menjaga data pasien sesuai standar yang berlaku.
Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesehatan Kementerian Kesehatan, Setiaji, menegaskan bahwa AI menjadi kunci dalam pembangunan data kesehatan nasional yang lebih terintegrasi. “Pemerintah ingin menciptakan sistem kesehatan digital yang aman dan terintegrasi, mirip dengan digitalisasi perbankan 30 tahun lalu,” ujarnya.