REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemilu menjadi perhatian selurus masyarakat. Agenda lima tahunan ini harus sukses berjalan. Pengamanan pelaksanaannya harus dimaksimalkan, terutama di daerah rawan insiden penembakan, seperti Aceh dan Papua.
Wakil Kapolri, Komjen Badrodin Haiti, menyatakan daerah yang dikategorikan rawan, seperti keduanya, menjadi perhatian utama. Pencegahan dan deteksi dini gangguan keamanan dan ketertiban terus dilakukan. "Semua ini untuk menyukseskan pelaksanaan pemilu," imbuhnya di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Senin (7/4).
Dia menyatakan Mabes Polri sudah memetakan sejumlah wilayah rawan gangguan keamanan. Strategi pengamanan di wilayah tersebut lebih dimaksimalkan agar dapat lebih memberikan perlindungan kepada masyarakat. Pihaknya tidak ingin pelaksanaan pemilu mengalami hambatan, akibat gangguan kamtibmas.
Salah satu strategi yang diterapkan adalah penambahan personel polri. Personel Korps Brimob yang bermarkas pusat di Kelapa Dua Depok akan diterjunkan. Aceh misalkan, ada penambahan satu detasemen Brimob. Papua mendapat tambahan dua SSK Brimob. NTT juga dapat tambahan satu SSK. Wilayah Metro Jaya, Jateng dan Jatim dapat tambahan hampir seribu personel.
Tim intelijen Baintelkam Polri juga dikerahkan untuk deteksi dini. Mereka nantinya akan berkoordinasi dengan tim TNI di lapangan. Kegiatan pengumpulan bahan keterangan (pulbaket) akan dilakukan maksimal. Selama 24 jam penuh pulbaket terus dilakukan agar gerakan yang mengarah kepada konflik dan ancaman kamtibmas terdeteksi.
Komunikasi secara intensif akan dimaksimalkan. Polri nantinya akan bekerjasama dengan aparatur negara dan khususnya masyarakat untuk memaksimalkan pengamanan pemilu. Polri juga akan melakukan patroli gabungan dengan TNI di wilayah rawan tersebut. Sinergi dengan personel TNI akan lebih menciptakan suasana kondusif di berbagai wilayah.