Selasa 08 Apr 2014 14:54 WIB

Seni Ceramah Dalam Kajian Akademis (3-habis)

Ilustrasi
Foto: Mesosyn.com
Ilustrasi

Oleh: Ani Nursalikah

Tradisi unggul pengikut Hanbali

Para pengikut mazhab Hanbali memiliki kedudukan yang cukup penting dalam pengembangan keahlian ceramah.

Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya pengikut Hanbali yang menyelenggarakan perkuliahan ceramah pada abad ke-10 dan ke-11. Di antaranya, dua perkuliahan yang dilakukan dua tokoh berikut ini. Pertama, Abu Muhammad al-Tamimi.

Selain berwenang mengeluarkan fatwa, ia juga mengajar di Masjid Al-Manshur dalam mata pelajaran fikih dan seni berceramah. Ia juga mengadakan pertemuan empat kali dalam setahun untuk menyampaikan wejangan.

Hal itu dilakukannya pada Bulan Rajab dan Sya'ban pada Hari Arafah (9 Dzulhijjah) dan Hari Asyura (10 Muharram) di pemakaman Ahmad ibn Hanbal.

Kemunculan Ibn Aqil semakin mempertegas bakat para pengikut Mazhab Hanbali dalam bidang kefasihan berbicara hingga menyentuh berbagai kajian lain dalam rumpun ilmu adab (sastra).

Dalam beberapa catatan biografinya, Ibn Aqil menyebutkan beberapa cabang pengetahuan yang ia pelajari sejak kanak-kanak. Ilmu tersebut meliputi ilmu Alquran, tata bahasa, dan bidang studi lainnya.

Ia juga mempelajari kuzuhudan, tasawuf, ilmu hadis, syair, ilmu persuratan, fara'id (ilmu waris), seni berdakwah (wa'zh), ilmu kalam, fikih, dan seni berdebat.

Ibn Rajab, seorang penulis biografi pengikut Hanbali, memperkenalkan sosok Ibn Aqil sebagai ilmuwan multidisiplin dan serbabisa. Bidang lain yang menjadi minat khusus Ibn Aqil adalah ceramah atau penyampaian wejangan.

Ibn Rajab melihat seluruh perhatian Ibn Aqil terhadap kajian bahasa dan budaya tergambar jelas dan berhasil ia representasikan dalam bidang seni dakwahnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement