REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menlu Zionis, Avigdor Lieberman, mengancam mengambil langkah-langkah pelaksanaan pemilu dini di entitas Zionis.
Ancaman itu akan direalisasikan apabila pemerintah perdana menteri Benjamin Netanyahu mengambil keputusan pembebasan tawanan Palestina sebagai syarat untuk melanjutkan perundingan damai Palestina-Israel.
Otoritas Palestina sebelumnya memilih bergabung dengan 15 organisasi internasional sebagai bentuk reaksi atas sikap Israel yang tidak membebaskan tawanan Palestina gelombang terakhir sebagai syarat perdamaian damai Palestina-Israel.
Lieberman menilai langkah Palestina itu sebagai langkah provokatif dan ancaman. Dia menegaskan bahwa Israel tidak mungkin kembali kepada kesepakatan satu paket yang direalisasikan dengan Palestina.
''Jika membebaskan tawanan Palestina, itu berarti Israel sama saja membebas 'ratusan para perusak','' ujar Lieberman seperti dilaporkan surat kabar Zionis Jerusalem Post yang dikutip Infopalestina.
Lieberman menjelaskan ada tiga pilihan. Pertama mengabulkan ancaman Palestina dan berlalu begitu saja. Dengan begitu, maka terjadi pembebasan ratusan para perusak. Kedua mengubah komposisi koalisi dan pilihan ketiga adalah melaksanakan pemilu dini.
''Dua pilihan pertama tidak bisa diterima oleh partai kami,'' kata ketua partai Yasrael Betna ini.
Jika pilihannya antara menyerah kepada orang-orang Palestina dan membayar cukup besar untuk melindungi koalisi alternatif, maka pilihan lebih baik adalah melaksanakan pemilu dini,'' tegasnya.