Oleh: Rosita Budi Suryaningsih
Bencana yang terjadi bukti kebesaran Sang Khalik.
Darurat bencana. Ini yang sedang dihadapi oleh umat manusia di bumi ini. Di Indonesia saja, berbagai bencana terus melanda, dari tsunami, gempa, gunung berapi meletus, banjir, tanah longsor, dan lainnya.
Menilik dari bencana yang terjadi ini, mengingatkan kembali bahwa sejak awal peradaban manusia, bencana selalu ada. Mengutip laman ancienthistory, banyak ditemukan informasi tentang bencana-bencana dahsyat yang memakan banyak korban.
Bahkan, meluluhlantakkan sebuah peradaban. Beberapa di antaranya masih meninggalkan jejak untuk mengingatkan bahwa Allah bisa menghadirkan bencana terdahsyat sekalipun.
Salah satu bencana yang terdahsyat yang tercatat dalam sejarah adalah banjir yang melanda benua Pangaea sekira pada 2400 sebelum Masehi. Di masa kuno tersebut kerak bumi meledak dan keluarlah air deras dari dalam perut bumi yang panasnya mencapai 374 derajat Celcius.
Air dengan tekanan sangat besar itu pun menghancurkan peradaban yang ada. Ledakan mahadahsyat itu berkali-kali lipat besarnya dari ledakan nuklir. Gunung-gunung, vegetasi, dan kehidupan makhluk hidup di atas lempengan bumi inipun musnah dan kini tersisa menjadi fosil dan batu bara yang terkubur jauh di dalam lapisan tanah.
Dulu, kondisi bumi tidak seperti sekarang. Allah SWT pun membuat kondisi bumi berubah. Sebagian besar bumi tertutup oleh es, yang dikenal dengan zaman es. Suhu bumi semakin meningkat, membuat es semakin mencair dan lautan pun semakin meluas.
Luas benua dan pulau-pulau pun semakin sempit. Zaman es berakhir dan bumi dihuni oleh makhluk-makhluk baru yang masih bisa bertahan menghadapi kondisi seperti ini.
Bencana dahsyat lain yang sangat mematikan adalah meletusnya gunung berapi. Di antaranya adalah gunung berapi di Pulau Santorini, Yunani, pada tahun 1645 SM yang memusnahkan Kota Santorini.
Juga letusan gunung Vesuvius di Italia yang terjadi sekira 79 M. Gunung yang hingga kini masih mengantongi predikat sebagai gunung api paling berbahaya ini, memusnahkan sebuah peradaban di Kota Pompeii.
Letusan gunung tersebut diawali dengan gempa besar yang kemudian puing-puing vulkanik dimuntahkan dari puncak gunung. Awan menghitam penuh abu pun diempaskannya. Pompeii dan kota-kota di sekitarnya terkubur dalam waktu yang cepat karena letusan gunung tersebut.
Hingga 1631, gunung ini meletus lagi dan kemudian membuat publik terbuka matanya karena berhasil menemukan fosil-fosil korban pada letusan yang lebih dahsyat sebelumnya.