Oleh: Afriza Hanifa
NU sangat menginginkan petani bisa hidup mandiri.
Memasuki usianya yang ke-87, banyak hal yang ingin diperbuat Nahdlatul Ulama. Dari sekian banyak bidang yang ingin digarap organsasi keislaman ini, ada tiga hal yang tampaknya bakal menjadi fokus perhatian. Tiga bidang itu adalah pertanian, pendidikan, dan kesehatan.
Pertanian
NU tumbuh dari desa. Maka, sangat bisa dipahami bila ia sangat lekat dengan pertanian. Para petani di perdesaan merupakan warga NU yang tentu saja perlu disokong kesejahteraannya. Menurut Sekretaris Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Imam Pituduh para petani telah menjadi perhatian sejak NU lahir.
Rais Akbar KH Hasyim Asy'ari, menurut Imam, pernah mengamanatkan, NU didirikan untuk memperjuangkan dan memperkuat sektor perdagangan dan pertanian.
“Kita menyatu dengan petani. Petani kita banyak, sekitar 75,9 juta petani di bawah NU. Kami melakukan pendampingan, tidak bersifat tentatif. Selama petani ada maka tanggung jawab ada. Selama ini, petani kita silent (diam), sehingga kurang publikasi,” ujar Imam.
Dalam mendukung petani, NU mengupayakan tiga hal, yakni berupaya meningkatkan nilai tukar petani, meningkatkan produktivitas, serta membangun mata rantai dari proses tani hingga pemasaran.
Selama ini, LPPNU selalu melakukan pemberdayaan petani, baik untuk menerapkan kawasan pertanian terpadu maupun mengembangkan argo-entrepreneurship di kalangan warga nahdliyin petani.
Menurut Imam, telah banyak model unggulan petani di banyak sektor per jenis tanaman. Meski demikian, terdapat mimpi besar NU di sektor pertanian, yakni kemandirian petani. “Petani memang tidak berhadapan langsung dengan pemerintah, namun kemandirian petani jadi hal utama. Petani tidak tergantung dengan apa pun, kemudian dapat mengentaskan kemiskinan.”
Saat ini, baru saja terjadi pergantian pengurus di tubuh LPPNU. Pada kepengurusan baru ini, kata Imam, sangat banyak program yang akan dilakukan untuk para petani dan nelayan. Terdapat banyak agenda untuk menyejahterakan petani dan nelayan, khususnya, dan masyarakat pedesaan, umumnya.
Ketua Pimpinan Pusat LPPNU yang baru Helmy Faishal Zaini mengatakan, lahan Indonesia memiliki potensi luar biasa, tapi belum digarap secara maksimal.
Helmy yang juga Menteri Pembangunan Daerah tersebut berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan warga NU melalui LPPNU. “Dalam waktu dekat, kita harus menyelenggarakan rapat kerja nasional (rakernas) untuk serius menyusun program ke depan,” ujarnya saat pelantikan seperti dikutip //NU online.