REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Sekelompok pria bersenjata menyerang wilayah timur laut Nigeria sejak Rabu (9/4) kemarin. Akibatnya, 135 warga sipil telah tewas dalam serangan ini.
Dilansir dari BBC, Senator negara bagian Borno, Ahmed Zannah, mengatakan serangan tersebut terjadi dalam tiga serangan terpisah di negara itu. Para penyerang diduga berasal dari gerakan kelompok Boko Haram.
Menurut Zannah, serangan tersebut awalnya ditargetkan pada pengajar di sebuah perguruan tinggi di Dikwa. Mereka membunuh lima orang dan menculik sejumlah wanita. Tak hanya itu, sekelompok pria tersebut juga membakar gedung perpustakaan perguruan tinggi sebelum melarikan diri.
Kemudian, para militan menyerang dua desa di dekat perbatasan Kamerun dan menewaskan lebih dari 130 orang. Serangan dilancarkan pada Rabu dan Kamis dengan laporan awal sebanyak 70 orang telah tewas.
Hingga kini, aparat militer Nigeria belum memberikan komentarnya terkait serangan ini. Negara bagian Borno, Yobe, dan Adamawa di timur laut Nigeria menerapkan keadaan darurat sejak tahun lalu.
Sementara itu, menurut Amnesty Internasional, setidaknya 1500 orang, dan setengah dari mereka merupakan warga sipil, telah tewas dalam serangan selama setahun ini. Organisasi tersebut menyalahkan kelompok Boko Haram dan pasukan keamanan Nigeria atas tingginya korban yang tewas.
Bulan lalu, pasukan Nigeria sendiri telah membunuh 600 orang setelah Boko Haram melancarkan serangannya. Sekitar 250 orang terpaksa harus meninggalkan rumahnya akibat pertempuran ini.