REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Perdana Menteri sementara Libya Abdullah al-Thinni Ahad menyerahkan pengunduran dirinya kepada parlemen dan mengatakan dia telah menghadapi ancaman dan tidak bisa melanjutkan hanya beberapa pekan setelah dia diangkat untuk jabatan tersebut.
Dalam surat yang dikirim kepada Kongres Nasional Umum (GNC) dan dipublikasikan di situs pemerintah, Thinni mengatakan dia dan keluarganya sempat menjadi korban "serangan pengecut" dan dia tidak bisa "menerima melihat suatu kekerasan apapun karena posisi saya."
Dia diangkat sebagai perdana menteri sementara pada awal bulan ini dengan amanat hanya beberapa pekan.
Jabatan itu kemudian diperpanjang oleh GNC pekan lalu dengan syarat dia membentuk pemerintahan baru dalam upaya membawa beberapa stabilitas di Libya.