REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fuji Pratiwi
Kelompok pengajian dan majelis taklim digandeng untuk menyelenggarakan pameran buku.
JAKARTA – Daerah berstatus Islam sebagai minoritas membutuhkan berlimpah buku Islam. Menurut Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Jakarta Afrizal Sinaro, akses mereka sulit dan sangat antusias ketika memperoleh buku keislaman. Terutama saat ada pameran.
Afrizal mengakui, jaringan toko buku di luar Jawa termasuk wilayah Muslim sebagai minoritas sangat terbatas. Demikian pula dengan jumlah buku Islam. Dengan demikian, buku-buku Islam terbaru lebih banyak berputar di kota-kota besar.
‘’Karena itu, pameran buku Islam sangat dinantikan,’’ katanya, Ahad (13/4). Diprediksi, hanya dua hingga lima persen buku Islam yang beredar di daerah minoritas Muslim seperti di Bali. Biasanya, penerbit menjangkaunya dengan bekerja sama dengan kelompok pengajian.
Selain itu, penerbit menggandeng lembaga pendidikan Alquran, gerakan dakwah, atau ormas Islam yang mempunyai jamaah dalam jumlah besar. Ia mencontohkan, pameran buku Islam di Pontianak, Kalimantan Barat dilakukan dengan pola seperti itu.
Pameran buku yang dilakukan oleh Ikapi dimotori kelompok pengajian Alquran dari rumah ke rumah. Ada pula penyelenggaraan pameran buku Islam yang usulannya dari kepala daerah. Ini terkait kepedulian pada tekad meningkatkan minat baca masyarakatnya.
Salah satu kepada daerah yang menempuh langkah tersebut adalah gubernur Maluku Utara. Afrizal mengatakan, menjelang Ramadhan tahun ini, Ikapi secara simultan akan menggelar pameran buku Islam agar akses umat Islam terhadap buku jenis ini semakin luas.
Sejumlah daerah yang kelak menjadi tempat pameran adalah Ternate, Maluku Utara, dan Papua. Menurut Afrizal, biaya pengiriman buku yang tidak murah ke daerah timur Indonesia membuat Ikapi menyarankan penyelenggara bekerja sama dengan pemerintah daerah.
Termasuk bermitra dengan badan usaha milik negara atau daerah.’’Ini akan meringankan sewa tempat yang harus ditanggung penerbit,’’ jelas Afrizal.
Di Hall Denpasar Junction, Bali, pada 26 April hingga 4 Mei 2014 mendatang juga akan ada Bali Islamic Book Fair (BIBF).
Komunitas Pemuda Muslim Bali merancang kegiatan ini. Menteri Pendidikan Mohammad Nuh rencananya membuka BIBF. Pendiri Ar-Rahman Quranic Learning (AQL) Ustaz Bachtiar Nasir memberikan tausiyah pada kegiatan ini.
Ketua Panitia BIBF Gunawan Indro Purwono mengatakan, pameran ini bertujuan menjalin silaturahim. Tak hanya bagi para penerbit Islam tetapi juga bagi lembaga pendidikan, lembagai bisnis, lembaga keuangan syariah serta masyarakat perbukuan Islam.
Pameran, kata Gunawan, diharapkan memenuhi kebutuhan buku keislama bagi warga Bali. BIBF menyasar para mahasiswa, jaringan pesantren dan ormas Islam di Bali, jamaah pengajian, serta majelis taklim.
‘’BIBF baru pertama kali diselenggarakan dan akan berlanjut pada tahun-tahun berikutnya,’’ jelas Gunawan. Menurut dia, perkembangan umat Islam di Bali terus meningkat. Cukup banyak tempat ibadah yang tersebar di wilayah tersebut.
Menurut Gunawan, masjid dan mushala di Bali ada 747 unit. Di kota Denpasar sebanyak 119, Badung 84, Tabanan 37, Jembrana 232, Buleleng 179, Gianyar dan Bangli masing-masing tujuh, Klungkung 15, dan Karangasem 66 unit.