REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Jembatan di Waduk Pacal Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), ditutup bagi semua kendaraan.
Kasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, mengatakan, penutupan jembatan di Waduk Pacal dilakukan menyusul ambrolnya bangunan saluran pelimpas yang panjangnya belasan meter sejak Selasa sekitar pukul 07.00 WIB.
"Jembatan ditutup bagi semua kendaraan sejak sore tadi. Kondisi jembatan sudah berbahaya, sebab pondasi sejumlah tiang pancang jembatan yang tergerus air sudah menggantung," katanya.
Ia menjelaskan penutupan jembatan tersebut dilakukan atas pertimbangan petugas Bina Marga Jatim, bahwa tanah di tiang pancang yang tergerus air sudah sedalam delapan meter.
"Petugas Bina Marga memperkirakan kedalaman tiang pancang jembatan yang menancam di tanah hanya tersisa enam meter," katanya.
Dengan kondisi itu, jembatan jadi berbahaya kalau dilalui kendaraan berat. Sehingga jembatan ditutup dari dua arah baik dari Nganjuk maupun Bojonegoro.
Sementara itu, Bupati Bojonegoro Suyoto telah memberlakukan status darurat dalam menghadapi ambrolnya bangunan saluran pelimpas (spill way) Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, karena kalau tidak segera diperbaiki dampaknya akan semakin parah.
"Saya sudah mengirimkan surat kepada Pemprov Jatim dan Pemerintah Pusat yang berisi status darurat mengenai ambrolnya bangunan saluran pelimpas Waduk Pacal," katanya, menegaskan.
Ia menjelaskan pertimbangan dikeluarkannya status darurat Waduk Pacal, di antaranya, dampak yang ditimbulkan akibat ambrolnya bangunan saluran pelimpas tersebut bisa mengancam jembatan yang baru dibangun dengan biaya Rp 50 miliar dari APBN.
Selain itu, katanya, areal tanaman padi seluas 20 ribu hektare di sepanjang daerah irigasinya terancam tidak mendapatkan air irigasi pada musim kemarau.
"Kalau tanaman padi di sepanjang irigasi Waduk Pacal tidak bisa panen kerugiannya bisa mencapai Rp 100 miliar," katanya.