REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Sudah beberapa hari belakangan, Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tidak lagi mendapat pasokan air hujan. Kondisi itu menyebabkan stok air di waduk tersebut mulai kritis.
Saat ini, air yang tersisa di Waduk Pacal tinggal sekitar 9,3 juta meter kubik per 14 Juni. “Dikhawatirkan, stok air ini tidak akan mencukupi untuk tanaman padi musim tanam (MT) III, pada Juli,” kata Kasi Pemanfaatan Sumber Air Dinas Pengairan Bojonegoro, Sutiyono, Rabu (14/6).
Karenanya, ia mengimbau pada MT III petani di sepanjang daerah irigasinya harus tidak lagi menanam tanaman padi, tetapi palawija. “Sebab air yang masih tersisa tidak akan mencukupi memenuhi kebutuhan tanaman padi,” ujarnya.
Lebih lanjut dijelaskan tanaman padi MT II di sepanjang daerah irigasinya antara lain di Kecamatan Sukosewu, Kapas, Balen, Sumberrejo, Kepohbaru, dan kecamatan lainnya, sekarang ini masih ada yang membutuhkan air. Tanaman padi di sepanjang daerah irigasi Waduk Pacal luasnya 15.824 hektare.
Di samping itu, juga ada tanaman padi sekitar 4.500 hektare yang tidak masuk jaringan irigasi, tetapi bisa mengambil air Waduk Pacal dengan memanfaatkan pompa air.
Sehingga, kata dia, petani di sepanjang daerah irigasi masih ada yang akan meminta pasokan air waduk untuk mencukupi kebutuhan tanaman padi MT II mendatang. "Akan ada petani yang mengajukan permintaan air waduk”.
Yang jelas, menurut dia, Waduk Pacal yang sekarang ini ketinggian pada papan duga 110,29 meter (sekitar 9,3 juta meter kubik) sudah tidak memperolehan tambahan air hujan karena sudah kemarau.
Tidak hanya itu, tanaman padi di sepanjang daerah irigasinya juga tidak lagi memperoleh air hujan, karena hujan sudah langka.