REPUBLIKA.CO.ID, JINDO -- Hampir 300 orang dinyatakan hilang, setelah sebuah ferry terbalik di perairan Korea Selatan (Korsel) pada Rabu (16/4). Upaya penyelamatan maksimal terus dilakukan dengan mengerahkan segala kekuatan yang ada.
Dikutip dari Reuters, Rabu (16/4), segala bentuk tim penyelamatan banyak diterjunkan untuk mengevakuasi penumpang. Mulai dari kapal penjaga pantai, helikopter, hingga melibatkan sejumlah perahu nelayan.
Tenggelamnya ferry Sewol itu dikabarkan merupakan kecelakaan maritim terbesar Korsel selama lebih dari 20 tahun.
Belum diketahui secara jelas penyebab mengapa Sewol bisa terbalik lalu tenggelam, dalam kondisi lepas pantai barat daya Korsel yang cukup tenang itu. Namun, ferry itu diketahui membawa 459 orang.
Pejabat penjaga pantai setempat mengatakan, dari 459 penumpang yang berada di kapal, 164 nya telah diselamatkan. ''Sebelumnya baik-baik saja. Namun kemudian, gerak kapal pun seperti lain dan terdengar suara kargo yang jatuh,'' kata salah satu penumpang, Cha Eun-ok, yang mengatakan, saat kejadian dirinya tengah berada di dek ferry untuk mengambil foto.
Cha menjelaskan hal yang dialaminya itu di Jindo, kota terdekat dari lokasi kejadian tenggelamnya kapal. ''Pengumuman darurat langsung di kapal itu memerintahkan orang-orang agar tetap di tempat. Namun, penumpang terjebak,'' kata dia.
Dari upaya penyelamatan yang terus dilakukan, beberapa dari korban ada yang meringkuk di lantai gymnasium. Bantuan medis dan selimut pun telah diberikan.
Terkait identitas penumpang ferry Sewol itu, dikabarkan, sebagian besar merupakan para remaja tingkat SMA beserta guru-guru mereka asal Seoul. Rencananya, rombongan para pelajar itu akan melakukan perjalanan ke Pulau Jeju.