Senin 21 Apr 2014 05:37 WIB

Korban Tewas Kapal Ferry Sewol Mendekati 60

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Chairul Akhmad
Keluarga korban kapal Sewol yang tenggelam di Laut Jindo sesaat sebelum melakukan long march ke istana presiden untuk memprotes tim penyelamat pemerintah yang dinilai lamban dalam mengevakuasi korban, Ahad (20/4).
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Keluarga korban kapal Sewol yang tenggelam di Laut Jindo sesaat sebelum melakukan long march ke istana presiden untuk memprotes tim penyelamat pemerintah yang dinilai lamban dalam mengevakuasi korban, Ahad (20/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JINDO – Tim penyelam Korea Selatan yang telah berhasil masuk ke kabin kapal Ferry Sewol yang tenggelam pada Rabu (16/4), telah menemukan korban meninggal mencapai 58 jasad pada Ahad (20/4). Sedangkan 246 penumpang masih belum ditemukan, sebagian besar korban adalah siswa SMA.

Ratusan penyelam dari angkatan laut dan relawan berjuang untuk bisa membuka pintu kabin di tengah-tengah suhu air yang hanya mencapai 12 derajat Celcius.

Sejumlah penyelam mengaku jarak pandang yang terbatas di lokasi pencarian juga menjadi kendala dalam melakukan evakuasi korban kapal yang tenggelam di barat daya Jindo dengan membawa 476 penumpang tersebut.

“Pada Sabtu (19/4), penyelam berhasil menghancurkan jendela kapal dan menemukan mayat untuk pertama kalinya di dalam kabin,” kata salah satu petugas penjaga pantai seperti dikutip dari VOAnews, Ahad (20/4).

Pelacak data menunjukkan, kapal membelok dengan tajam sebelum akhirnya tenggelam. Jaksa Korea Selatan mengatakan, kapal Ferry itu dikemudikan oleh tiga navigasi berusia 26 tahun dan pertama kalinya berlayar di daerah itu.

Pihak berwenang telah mengkonfirmasi, saat kejadian kapten kapal Lee Joon-seok meninggalkan ketiga nakhoda yang belum berpengalaman di ruang kemudi.

Kapten dan ketiga navigasi dengan salah satu anggota kru lainnya ditangkap pada Sabtu (19/4), atas tuduhan kelalaian tugas yang menyebabkan kecelakaan.

Salah satu kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan, kapten juga memerintahkan penumpang untuk tetap duduk saat ferry mulai bergulir miring. Tak hanya itu, kapten juga diduga sengaja memblokir jalan keluar pagi para penumpang.

Sampai saat ini pihak berwenang belum menetapkan penyebab pasti tenggelamnya kapal ferry. Namun, diduga akibat miringnya kapal yang memuat 180 kendaraan bergeser ke satu sisi ditambah dengan muatan lainnya yang hampir mencapai 1.200 ton.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement