Senin 21 Apr 2014 16:48 WIB

Sidang Kabinet Mulai Jarang Usai Pileg, Ini Sebabnya

Rep: Esthi Maharani/ Red: A.Syalaby Ichsan
 Julian Aldrin Pasha
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Julian Aldrin Pasha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah pemilu legislatif selesai digelar, tak banyak agenda yang dilakukan di lingkungan istana kepresidenan. Sidang kabinet terbatas pun mulai jarang dilakukan.

Rapat terakhir dilakukan pada Kamis (17/4) lalu ketika semua menteri mendatangi kantor presiden untuk membicarakan tentang perkembangan ekonomi terkini serta pembahasan singkat pesta demokrasi yang berlangsung 9 April lalu.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan ruang politik yang lebih luas bagi pihak-pihak yang memegang jabatan untuk mengurusi agenda politik partainya masing-masing. Terutama setelah pileg digelar dan mempersiapkan pilpres mendatang. Karena itu pula, lebih dari dua pekan ini kegiatan Presiden SBY pun tak terlalu padat.

“Hari ini memang tidak ada jadwal kegiatan (presiden) karena pada saat beliau menyampaikan di sidang kabinet pekan lalu, beliau memberikan ruang, fleksibilitas pada menteri-menteri khususnya yang punya agenda politik di partainya masing-masing,” kata juru bicara presiden Julian Aldrin Pasha, Senin (21/4).

Julian mengatakan Presiden SBY memahami kondisi pasca pileg serta jelang pilpres. Partai politik sedang gencar melakukan komunikasi politik. Menurutnya, Presiden SBY juga memahami ada saatnya diperlukan waktu lebih banyak bagi mereka yang berasal dari parpol untuk aktivitas politiknya.

“Presiden memberikan ruang pada mereka, khususnya para menteri yang berasal dari parpol koalisi pemerintah untuk bisa beraktivitas dalam kegiatan politik mereka. Dengan catatan mereka tidak melupakan tugas utama sebagai menteri atau jabatan publik lainnya,” katanya.

Ditegaskannya, pemerintahan harus tetap berjalan. Sebab, koalisi pemerintah sejak awal dibentuk untuk mengawal pemerintahan Presiden SBY hingga berakhir pada Oktober mendatang dan dilakukan serah jabatan pada presiden baru.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement