REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) berencana mengimpor gas alam cair (liquified natural gas/LNG) untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pembangkit listriknya.
Pengamat energi dari ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, idealnya, kebutuhan gas PLN dipenuhi dari domestik. "Namun, jika pemerintah tidak memiliki komitmen alokasi gas yang pasti, maka opsi impor dapat ditempuh," ujarnya, Selasa (22/4).
Menurut dia, kepastian impor mestinya dilakukan saat ini mengingat sejumlah infrastruktur gas yang tengah dibangun akan rampung dalam lima tahun ke depan. "Kontrak impor LNG itu harus jauh-jauh hari dan berjangka panjang, agar harganya murah. Kalau tidak tanda tangan sekarang, maka infrastruktur yang dibangun bakal tidak terpakai," katanya.
Komaidi mengatakan, sebagai korporasi, PLN tentu akan memprioritaskan energi primer yang murah. "Jika impor dinilai cukup optimal atau lebih murah dibandingkan sumber energi primer lain non gas, maka tidak keliru opsi impor ditempuh," ujarnya.
Ia juga menambahkan, kalau PLN tidak mendapat LNG, maka akan kembali menggunakan BBM yang mahal dan tentunya menambah subsidi.