REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Hannan Putra
Muslimah berperan besar di ruang publik.
Di samping memperdalam ilmu-ilmu agama, bisa juga dijadikan sebagai wadah pemberdayaan Muslimah di bidang ekonomi, pendidikan, dan lainnya.
Khofifah menambahkan, saat ini Muslimat NU sudah mempunyai 104 panti asuhan, 103 Yayasan Kesejahteraan Muslimat (YKM) berupa rumah bersalin dan klinik kesehatan.
“Ini adalah layanan yang dikomandani dan dimiliki oleh Muslimat sendiri dan lepas dari kepemilikan NU,” ujarnya.
Selain itu, muslimat NU juga mempunyai 156 KBIH, 10 balai latihan keterampilan profesional, 9.800 TK/RA, 4.600 PAUD, 1.500 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Ia juga mengatakan, salah satu dari tiga induk koperasi yang ada di Indonesia merupakan kepunyaan muslimat NU. “Itu yang membatu mereka supaya tidak terjerat rentenir,” katanya.
Jadi, fokus layanan dakwah di muslimat NU tidak hanya semata-mata dakwah bil lisan. Tapi, ada dakwah bil maal dengan adanya koperasi dan dakwah bil hal dengan sekolah, panti asuhan, dan rumah sakit.
“Sekarang ini yang sudah mulai diikuti, yaitu dakwah bil kitabah (tulisan). Mereka mempelajari cara menulis dan belajar fotografi,” ujar Khofifah. Bagi Khofifah Muslimah harus bisa beradaptasi dengan teknologi.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ledia Hanifa mengatakan, seorang Muslimah yang ingin aktif dalam dunia dakwah harus mempunyai basis dan pijakan yang kuat. Menurutnya, basis itu adalah keluarga.
Jadi, ketika seorang Muslimah yang aktif di ruang-ruang publik, seperti dalam ormas Islam, dunia politik, atau organisasi, jangan sampai melupakan keluarga sebagai basis utamanya. "Setiap kebijakan publik yang dibuat tidak boleh merusak tatanan keluarga," katanya menambahkan.
Seorang Muslimah tentu tidak bisa disamakan dengan laki-laki. Muslimah memiliki keterbatasan waktu dan gerak dibandingkan laki-laki.
Menurut Ledia, karena memang tidak semua Muslimah punya keluangan dari segi waktu, bagusnya mereka aktif secara sosial di lingkungan tempat mereka tinggal.
Para Muslimah bisa membuat komunitas-komunitas di tempat mereka berada untuk menambah wawasan mereka soal agama dan pengetahuan lainnya.
Menurut Ledia, secara umum kegiatan para Muslimah di Tanah Air relatif berkembang dari tahun ke tahun. Dengan semakin banyaknya Muslimah yang terlibat dalam berbagai kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, membuktikan eksistensi mereka semakin kuat.
Di samping itu, dunia dakwah yang digeluti laki-laki diharapkan bisa bersinergi dengan dunia Muslimah. "Kita harapkan bisa saling menolong satu sama lain," ujarnya.