REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk (Bank Jatim) mencatatkan pertumbuhan laba setelah pajak sebesar 43,09 persen yoy pada triwulan I-2014, menjadi sebesar Rp 312 miliar. Perolehan laba didukung oleh struktur kredit Perseroan.
Direktur Utama Bank Jatim Hadi Sukrianto mengatakan, pada triwulan I-2014, Bank Jatim berhasil membukukan kredit sebesar Rp 22,6 triliun, tumbuh 20,62 persen. "Kredit kita yang tumbuh paling besar adalah kredit komersial yang diberikan pada pegawai yang NPLnya (rasio kredit bermasalah) nol," ujar Hadi, Jumat (25/4).
Kredit komersial tercatat tumbuh 50,91 persen menjadi Rp 4,6 triliun. "Kredit komersial tersebut merupakan kredit produktif. Ini salah satu komitmen Bank Jatim untuk meningkatkan prosentase kredit produktif dalam komposisi ekspansi kredit," ujarnya.
Sementara itu, porsi kredit terbesar adalah kredit konsumer yang mencapai Rp 14,7 triliun, tumbuh 18,81 persen. Sedangkan, kredit usaha kecil dan menengah (UKM) tumbuh -0,51 persen menjadi Rp 3,3 triliun.
Pertumbuhan laba juga didukung oleh struktur Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh 10,1 persen menjadi Rp 28,2 triliun. DPK Bank Jatim didominasi dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) sebesar 70 persen. Tabungan tumbuh 22,64 persen menjadi Rp 8,2 triliun, sedangkan gito tumbuh -3,4 persen menjadi Rp 11,6 triliun. Deposito hanya sebesar Rp 8,2 triliun, tumbuh 21,33 persen.
Hadi mengatakan, perbankan memang mengalami persaingan dalam pengumpulan dana, tetapi Bank Jatim tidak mau mengambil risiko memberikan bunga mahal. "Saya tak ambil risiko dengan bunga mahal. Kita maksimum sebesar bunga penjaminan, kecuali special rate untuk nasabah lama," ujarnya.