Rabu 30 Apr 2014 08:35 WIB

Status Merapi Waspada, Pemkab Magelang Intensifkan Sosialisasi

Red: Yudha Manggala P Putra
Gunung Merapi
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Gunung Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Pemerintah Kabupaten Magelang segera menyosialisasikan peningkatan status aktivitas vulkanik Gunung Merapi dari "Aktif Normal" menjadi "Waspada", kepada masyarakat di perbatasan antara Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu.

"Kami segera menyiapkan langkah-langkah untuk sosialisasi kepada masyarakat tentang peningkatan status Merapi ini," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Magelang Sujadi di Magelang, Rabu.

Balai Penelitian dan Penyelidikan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Rabu (30/4) dini hari, menaikkan status aktivitas vulkanik Gunung Merapi dari "Aktif Normal" menjadi "Waspada".

BPBD Kabupaten Magelang segera melakukan pertemuan internal dan dilanjutkan rapat dengan pemangku 10 sektor terkait dengan kondisi terakhir Gunung Merapi, seperti menyangkut keamanan, evakuasi, dapur umum, dan ekonomi.

Sosialisasi kepada masyarakat, katanya, sebagai kebutuhan penting agar mereka dengan baik dapat menyikapi perkembangan aktivitas vulkanik Merapi yang terakhir erupsi pada akhir 2010 dan dilanjutkan dengan banjir lahar hujan melewati berbagai aliran sungai yang airnya berhulu di gunung berapi itu.

"Dengan status 'Waspada' ini, segara kami sosialisasi lebih intensif ke beberapa desa di sekitar Merapi, supaya lebih jelas. Kita masih lewatnya kecamatan dan desa, juga rekan-rekan komunitas, untuk memberi penjelasan kepada masyarakat tentang status 'Waspada' ini," katanya.

Ia mengimbau masyarakat tetap tenang terkait dengan status baru gunung berapi itu, meskipun dalam posisi waspada terhadap berbagai perkembangan Merapi lebih lanjut. "Diharapkan masyarakat tidak panik, tetapi dalam posisi waspada," katanya.

BPPTKG Yogyakarta mencatat sejak 20-29 April 2014 gempa guguran dari Gunung Merapi 37 kali, gempa multifase 13 kali, embusan empat kali, gempa tektonik 24 kali, dan gempa frekuensi rendah 29 kali.

Kepala BPPTKG Yogyakarta Subandriyo mengatakan gempa frekuensi rendah mengalami peningkatan signifikan. Pada Selasa (29/4) gempa itu 20 kali yang kemungkinan sebagai indikasi peningkatan fluida gas vulkanik yang berpotensi letusan.

"Pada tanggal yang sama pula terdengar dentuman yang terjadi berulang kali dan terdengar hingga radius delapan kilometer dari puncak Gunung Merapi," katanya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement