Rabu 30 Apr 2014 12:28 WIB

Pengamat: Koalisi Golkar-Gerindra Tak Akan 'Abadi'

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) bersama Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie memberikan keterangan pers usai pertemuan tertutup di  Jakarta, Selasa (29/4). (Republika/Aditya Pradana Putra )
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) bersama Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie memberikan keterangan pers usai pertemuan tertutup di Jakarta, Selasa (29/4). (Republika/Aditya Pradana Putra )

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pengamat politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Victor Silaen memprediksikan peluang koalisi antara Gerindra dengan Golkar yang ditandai dengan pertemuan Prabowo Subianto dengan Aburizal Bakrie (Ical) di Jakarta.

"Menurut saya koalisi itu tidak akan mulus, sebab yang akan menjadi isu utama untuk dibahas adalah siapa yang akan menjadi capres. Maukah Ical mengalah, atau Prabowo yang mengalah, keduanya sama-sama ngotot," kata Victor dihubungi dari Jakarta, Rabu.

Dia mengatakan koalisi lebih berpeluang untuk menjadi mentah, cepat atau lambat, daripada berhasil.

Jikapun ingin berhasil maka salah satu antara Ical dan Prabowo dinilai harus berjiwa besar untuk mengalah dari posisi capres.

"Kalau kedua belah pihak ingin koalisi itu mulus, maka harus ada satu pihak yang mengalah untuk jadi cawapres. Siapa orangnya, saya tidak tahu, tapi kalau itu bisa, maka tinggal menyepakati Golkar dan Gerindra dapat berapa posisi menteri di kabinet. Itu saja," kata dia.

Sebelumnya Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto bertandang ke kediaman Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) untuk membicarakan kemungkinan koalisi. "Kita sangat serius memikirkan suatu penggabungan kekuatan, demi kepentingan bangsa dan negara. Insya-Allah niat kita baik, dan kita bisa menghasilkan kebaikan demi bangsa dan negara," ujar Prabowo, seusai bertandang ke kediaman Aburizal Bakrie, Jalan Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta, Selasa (29/4).

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie mengatakan pertemuan itu memang membicarakan peluang koalisi, yang menurut dia masih sangat mungkin terjadi. Peluang koalisi antara kedua partai, diterjemahkan Ical melalui kesamaan visi dan misi partai.

"Pandangan kami berdua tentang Indonesia ke depan sama. Kita sama-sama berpandangan yang nasionalis, dan memandang pembangunan harus untuk rakyat, maka atas dasar itu kita membicarakan kemungkinan penjajakan koalisi ke depan," tutur Ical.

Ical berharap koalisi bisa terbentuk sebelum pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden ke KPU berakhir. Saat ditanya siapa yang akan menjadi capres jika koalisi Golkar-Gerindra terwujud, Ical berseloroh, dua-duanya tetap menjadi capres.

"Saya tidak akan mundur sebagai capres, Pak Prabowo juga tidak akan mundur sebagai capres. Siapa tahu bisa dua presiden kan," seloroh Ical.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement