Kamis 01 May 2014 07:42 WIB

Membangun Lini Usaha Masjid (1)

Warga melintas dikawasan Masjid Sunda Kelapa, Jakarta. Masjid dinilai tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, dan juga berperan membangung ekonomi umat.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Warga melintas dikawasan Masjid Sunda Kelapa, Jakarta. Masjid dinilai tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, dan juga berperan membangung ekonomi umat.

Oleh: Fuji Pratiwi

Kelebihan hasil usaha dan kotak amal disimpan sebagai dana abadi.

Sejumlah lini bisnis dibangun beberapa pengurus masjid. Pendapatan yang diperoleh untuk menopang biaya operasional masjid membuat tempat ibadah ini tak sepenuhnya menggantungkan bantuan dana dari pihak luar. Sebaliknya, menjelma sebagai entitas yang mandiri.

Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, memanfaatkan sebagian lokasinya untuk disewakan. Salah satunya, sebagai tempat galeri anjungan tunai mandiri (ATM). Menara masjid pun tak tersia-siakan. Provider telepon seluler menyewanya untuk kepentingan mereka.

Menurut Ketua Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa HM Aksa Mahmud, lini bisnis tak sebatas itu. Pengurus menghimpun khotbah Jumat dalam setahun. Lalu, membukukannya dan menjualnya kepada jamaah. “Per eksemplar Rp 60 ribu,” katanya.

Setiap tahun, dua hingga tiga kumpulan khotbah Jumat bisa diterbitkan. Khatib yang umumnya para mubaligh hebat menjadi daya tarik tersendiri bagi jamaah untuk membelinya. Bahkan, ada seorang jamaah yang membeli 100 eksemplar tiap terbitan.

Buku-buku itu, kata Aksa, dikirimkan ke kampung jamaah tersebut agar dibaca khatib di sana. Dengan demikian, khatib di kampung bertambah ilmunya. Wawasannya semakin luas. Kumpulan ceramah Dhuha dan Subuh juga dibukukan.

Saat ini, pengurus sedang membenahi stasiun radio masjid. Sudah ada satu bank syariah yang beriklan. Aksa berharap, setelah beroperasi radio tersebut bisa membiayai dirinya sendiri, selanjutnya berkontribusi untuk masjid. Seperti, sekolah yang dioperasikan pengurus masjid.

Pada 2012 sekolah itu masih disubsidi dan mandiri setahun berikutnya. Pada 2014 diharapkan sudah ada kontribusi yang diperoleh dari sekolah yang dioperasikan masjid. “Kami menjalankan usaha yang bermanfaat dan halal.”

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Tahu gak? kalau ada program resmi yang bisa bantu modal usaha.

1 of 8
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا بِطَانَةً مِّنْ دُوْنِكُمْ لَا يَأْلُوْنَكُمْ خَبَالًاۗ وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْۚ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاۤءُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۖ وَمَا تُخْفِيْ صُدُوْرُهُمْ اَكْبَرُ ۗ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْاٰيٰتِ اِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti.

(QS. Ali 'Imran ayat 118)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement