REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten, bersiap-siap menyiapkan tiga selter pengungsian jika terjadi erupsi Gunung Merapi sewaktu-waktu terjadi.
Saat ini, status Gunung Merapi terhitung mulai pukul 00.00 WIB, Rabu (30/4), dinaikkan dari normal aktif menjadi waspada. Tiga selter itu terletak di Desa Kebondalem, Desa Demak Ijo, dan Desa Menden. Jarak selter dengan puncak Gunung Merapi rata-rata 20 kilometer. Sehingga jarak dengan Gunung Merapi dirasa aman jika terjadi erupsi.
Kepala BPBD Kabupaten Klaten, Sri Winoto, mengatakan, selter di tiga desa itu mampu menampung 3.000-4.000 pengungsi. "Kami juga menyiapkan tempat pengungsian yang berlokasi di sekitar selter tersebut''.
Untuk antisipsi erupsi Gunung Merapi, BPBD Kabupaten Klaten telah memberikan pelatihan memasak untuk dapur umum bagi warga sekitar selter pengungsi. BPBD juga akan membagikan handy talky (HT) kepada relawan di lereng Gunung Merapi. Ini untuk mengintensifkan koordinasi jika terjadi bencana.
Sementara, sosialisasi bahaya erupsi pun digencarkan. Apalagi, setelah ada peningkatan aktivitas Merapi. Kegiatan ini melibatkan komunitas relawan. Menghadapi ancaman letusan Gunung Merapi, Sri Winoto menilai, kesiapan warga kini lebih baik. Termasuk kesadaran untuk evakuasi mandiri.
Namun sayangnya, kondisi jalur evakuasi memprihatinkan. Ini karena, jalur yang menunju selter pengungsi rusak akibat sering dilewati truk pasir. Jalur evakuasi di bagian tengah yang rusak parah. Jalur ini digunakan untuk evakuasi pengungsi menuju selter Menden.
''Kerusakan jalur evakuasi. Seperti pada ruas jalan mulai Desa Bumiharjo hingga Desa Kemalang, dapat membahayakan pengungsi''.