Jumat 02 May 2014 13:24 WIB

Inspirasi Tuhan (3-habis)

Tingkatan inspirasi (ilustrasi).
Foto: Hope24seven.com
Tingkatan inspirasi (ilustrasi).

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar

Seseorang yang menuntut dan mencari kearifan disebut murid dan setiap murid membutuhkan pembimbing yang disebut mursyid. Antara murid dan mursyid, menurut Suhrawardi, harus klop dan simetris.

Antara murid dan mursyid memerlukan etika. Seorang murid dituntut memenuhi 13 syarat untuk bisa disebut murid dan seorang mursyid dituntut mampu melaksanakan enam syarat agar sah disebut sebagai mursyid. Jadi, tidak semua "anak sekolahan" (muta'allim) otomatis bisa disebut murid.

Demikian pula, tidak semua guru (mu'allim) bisa dianggap mursyid. Kata murid dan mursyid mengimplikasikan adanya unsur dan mekanisme ketulusan (divined) di dalamnya.

Murid dan mursyid sama-sama harus terikat di dalam satu etika khusus, yang di dalam tradisi pondok pesantren diabadikan di dalam kitab Ta'lim al-Muta'allim.

Dalam Alquran, kemampuan yang dapat dicakup oleh ilmu amat terbatas, seperti kata Alquran: “Wa ma utitum minal 'ilmi illa qalila (Kami tidak memberikan ilmu kepada  kalian melainkan hanya sedikit).”

Sedangkan, yang biasa disejajarkan dengan makrifat ialah hikmah, yaitu sesuatu yang tanpa batas (unlimited), sebagaimana dikatakan dalam Alquran: “Yu'til hikmata man yasya', wa man yu'tal hikmata faqad utiya khairan katsira (Hikmah itu diberikan kepada siapa yang dikehendaki [oleh Allah], barang siapa yang mendapatkan hikmah itu, maka akan diberikan kebaikan yang lebih banyak).”

Idealnya untuk seorang Muslim, harus memiliki kedua-duanya, ilmu dan makrifat. Keilmuan akan banyak membantu kita untuk memberikan kemudahan-kemudahan duniawi, sedangkan makrifat akan banyak membantu kita untuk memberikan kemudahan akhirat.

Ilmu banyak menolong kita untuk sukses menjadi khalifah di bumi, sedangkan makrifat banyak menolong kita untuk sukses menjadi hamba. Khalifah dan hamba kedua-duanya menjadi tanggung jawab manusia, seperti kata Alquran:

"Kami tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah kepadaku." "Sesungguhnya kami menciptakan (Adam dan anak cucunya) sebagai khalifah (di muka bumi)."

Kesempurnaan seorang manusia manakala menyandingkan keberhasilannya sebagai khalifah dan sebagai hamba. Hubungan horizontal (hablun minannas) dengan sesama  makhluk idealnya berbanding lurus dengan hubungan vertikal (hablum minallah).

Semoga Allah SWT menuntun kita untuk memiliki kedua-duanya, ilmu amaliah dan amaliah yang ilmiah. Alim sekaligus arif karena memiliki ilmu dan makrifat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement