Selasa 06 May 2014 15:32 WIB

Menko Kesra Minta Warga Waspadai MERS

Rep: Esthi Maharani/ Red: Mansyur Faqih
Agung Laksono
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Agung Laksono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Kesra Agung Laksono meminta masyarakat Indonesia mewaspadai virus MERS-Cov. Terutama para WNI yang hendak melakukan ibadah umrah. 

Sebab, belum ada obat atau vaksi yang dapat mengatasi virus tersebut. Karenanya, penyebarannya perlu diwaspadai.

"Saya prihatin dengan kejadian luar biasa terhadap virus MERS-coV di Arab Saudi dan menghimbau WNI yang melakukan kegiatan di Arab Saudi untuk menjaga kondisi ketahanan tubuh karena virus yang belum ada obat dan vaksinnya itu," katanya, Selasa (6/5).

Sejak April 2012, novel coronavirus telah menular di Timur Tengah. Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV) adalah suatu strain baru dari virus corona yang belum pernah ditemukan menginfeksi manusia sebelumnya.  

MERS-CoV merupakan emerging infectious diseases yang berpotensi menjadi pandemik. Organisasi kesehatan hewan dunia (OIE) memperkirakan, vitus itu bersifat zoonosis karena ditemukan pada unta.

Gejala yang timbul akibat MERS-CoV dari gangguan pernafasan ringan sampai berat (accute respiratory distress syndrome/ARDS) dengan kegagalan multiorgan. Yaitu gagal ginjal, gangguan fungsi pembekuan darah (disseminated intravascular coagulation/DIC) dan radang selaput jantung (pericarditis). 

Masa inkubasi mulai 2 sampai 15 hari. Penularan MERS-CoV berasal dari hewan ke manusia dilanjutkan penularan antar manusia. Sampai saat ini belum ditemukan vaksin dan obat untuk MERS-CoV.  

Sejak September 2012 sampai 26 April 2014 sebanyak 261 orang positif dengan jumlah korban jiwa 93 orang (case fatality rate=35,6 persen). Bahkan, terjadi peningkatan kejadian pada Maret.  

Sebagian besar orang tertular setelah melakukan kontak dengan hewan setelah berkunjung ke Timur Tengah. Penyebaran di negara luar Timur Tengah  terjadi karena penanganan pasien tanpa alat pelindung diri dan kontak langsung dengan orang tertular.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement