REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kopi luwak hasil produksi Kabupaten Bandung tidak hanya beredar di tingkat nasional tapi juga berhasil memasuki pasar ekspor. Negara tujuan ekspor tersebut di antaranya, Cina, Maroko dan Korea Selatan.
Hal tersebut dikatakan Kasi Pengembangan Produksi Perkebunan, Asep Erawan, Selasa (6/5). Dia menjelaskan, Kabupaten Bandung memiliki 9.786 hektar perkebunan kopi yang tersebar di berbagai kecamatan. Namun perkebunan yang dikelola rakyat hanya di kisaran seribu hektar.
"Mayoritas dimiliki Perhutani sekitar 7 ribu hektar lebih dan sisanya merupakan lahan warga," ungkap Asep saat ditemui di ruangannya, Selasa (6/5).
Asep menjelaskan, dari sekian banyak pelaku usaha kopi luwak, Kabupaten Bandung memiliki satu yang terbaik. Adalah Supriyatna Dinuri yang memiliki 100 ekor luwak di rumahnya. "Yang saya tahu dia itu yang terbaik, mungkin di Jawa Barat," kata Asep.
Hal tersebut karena perawatan luwak yang dinilai Asep cukup apik. Dengan mengusung konsep sangkar besar dan menanam tanaman kopi di dalam area kandang tersebut, luwak dapat bertahan dan menghasilkan kopi yang baik.
"Perawatan luwak itu mahal, banyak koq yang luwaknya mati karena kurang asupan gizi," ujarnya.
Menurutnya, untuk makan satu ekor luwak dibutuhkan Rp 25 ribu per hari. Luwak tersebut pun harus diberi makanan bergizi berupa buah, daging dan ikan.
Popi Hopipah, selaku Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan pun mengakui hal serupa. Dia mengatakan, kopi hasil produksi Kabupaten Bandung merupakan yang terbaik, terlebih kopi luwaknya.
Dalam mengapresiasi pelaku usaha kopi pada umumnya, dan kopi luwak khususnya. Pemkab Bandung menggelar acara khusus di mana para pelaku usaha dapat memamerkan produknya dan memperluas jaringan.
"Selain berbagai pelatihan, kami juga ikut sertakan produk mereka dalam pameran-pameran. Bahkan 2013 lalu kami mengadakan festival kopi," ujar Popi.
Dia mengaku dalam festival tersebut, dihasilkan kesepakatan kerjasama dengan salah satu pihak dari Maroko.
Menurut data yang tercatat di Diskoperindag, terdapat tiga pelaku usaha kopi luwak. Di antaranya terdapat di Ciwidey dan Pangalengan.