REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA -- Seorang pejabat kesehatan Amerika Serikat mengatakan pada Senin (12/5) bahwa ia telah menemukan kasus kedua MERS di negara bagian Florida. MERS merupakan virus mematikan yang pertama kali ditemukan di daerah Timur Tengah pada tahun 2012.
Pusat Pengawasan AS untuk Penanganan dan Pencegahan (CDC) juga telah mengkonfirmasikan adanya kasus kedua akibat virus MERS di Florida.
“Seorang musafir telah tertular virus MERS di negara lain dan membawanya ke pantai AS awal bulan ini,” kata salah satu perwakilan dari CDC pada Senin (12/5).
Pasien kedua dalam kasus terbaru di Florida adalah seorang pekerja kesehatan AS yang tinggal dan bekerja di Arab Saudi. Sebelumnya korban melakukan perjalanan dari Riyadh ke London dan kemudian terbang menuju Chicago. Selanjutnya pasien menaiki bus menuju ke Highland, Indiana. Beberapa saat kemudian, pasien mulai mengalami gejala demam dan sesak nafas. Pesien lalu memeriksakan diri di sebuah Rumah Sakit Community di Munster, Indiana.
Setelah diperiksa, ternyata pasien positif mengidap MERS. CDC dan sejumlah pejabat kesehatan telah memeriksa semua orang yang sempat melakukan kontak dengan pasien sebelumnya. "Sejauh ini hasil pengujian menyatakan semua orang yang melakukan kontak, terbukti negatif," lanjut perwakilan CDC.
CDC juga telah memeriksa maskapai penerbangan dan bus yang digunakan pasien sebelumnya untuk memastikan apakah paien telah terinfeksi selama perjalanannya. Tapi sejauh ini belum muncul bukti bahwa sesama melancong , pasien terinfeksi.
“Pasien sekarang diisolasi di rumah sampai akhir masa inkubasi 14 hari. Meskipun MERS telah terbukti menular tetapi tidak mudah menyebar,” kata salah seorang pejabat kesehatan dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Reuters.
Sebelumnya para pejabat di Arab Saudi pada Jumat (9/5) mengatakan, jumlah pasien yang terinfeksi MERS di negara tersebut telah mencapai 473 korban. Sedangkan korban tewas akibat virus MERS, terhitung sebanyak 133 sejak virus pertama kali diidentifikasi dua tahun lalu.