Oleh: Syahruddin El-Fikri
Bagi kalangan santri di pesantren, khususnya salafiyah, kitab-kitab yang membahas tata bahasa Arab itu sangat intens dipelajari.
Terkadang, para santri diwajibkan untuk menghafal setiap nazam yang terkandung dalam kitab-kitab tersebut. Kitab-kitab ini dipelajari bagi para santri untuk memudahkan mereka memahami berbagai ilmu pengetahuan yang terdapat dalam berbagai kitab klasik (kitab kuning).
Jauhar al-Maknun
Kitab Jauhar al-Maknun karya Syekh Abdurrahman al-Akhdhari adalah salah satu kitab yang membahas ilmu tata bahasa Arab. Di dalamnya terdapat sejumlah nazam yang berkaitan dengan tata bahasa dan sastra Arab.
Adapun kitab Matan al-Jurumiyyah adalah kitab dasar dalam ilmu nahwu. Kitab ini merupakan salah satu matan yang biasa dipakai oleh kalangan pesantren untuk mempelajari dasar-dasar ilmu nahwu bagi pemula.
Dalam setiap sorogan, santri dituntut paham dan mampu menghafal tiap kaidah-kaidahnya agar mudah memahami materi selanjutnya.
Berbeda dengan kitab Matan al-Ajurumiyah yang berisi penjelasan tentang ilmu nahwu atau kitab Al-Amtsilah at-Tashrifiyyah yang menjelaskan pembagian kosakata bahasa Arab sesuai dengan zamannya (sharaf), kitab Jauhar al-Maknun berisi tentang sastra bahasa Arab (balaghah).
Karena itu, dengan menggunakan sastra Arab, sebuah kata atau kalimat akan menjadi sangat indah. Itulah keindahan bahasa sastra.
Misalnya, dalam salah satu nazamnya, Syekh Abdurrahman al-Akhdhari mengatakan, Mawadatuhu taduumu likulli hawlin. Wa hal kullu mawadatuhu taduumu. (Cintanya akan abadi sepanjang masa. Lalu, apakah setiap cintanya akan abadi?).
Inilah salah satu keindahan bahasa dalam tata bahasa Arab yang bernama balaghah. Begitu juga dalam syair-syair Barzanji, Diba', Habsyi, dan lainnya.