Selasa 13 May 2014 20:15 WIB

Australia Tingkatkan Bantuan ke Asia

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Program bantuan luar negeri Australia kini difokuskan kembali ke kawasan Indo-Pasifik dengan total bantuan meningkat lebih dari 30%.

Tahun anggaran 2013, bantuan pembangunan yang ditujukan untuk negara-negara Asia Tenggara seperti Timor-Timur telah mencapai 698 juta dolar. Tahun ini, anggaran bantuan naik menjadi 1.047 miliar dolar dan akan meningkat secara bertahap selama 3 tahun mendatang.

Peningkatan bantuan luar negeri Australia juga ditujukan untuk kawasan Asia Selatan dan Tengah. Namun secara umum, bantuan luar negeri Australia mengalami pemotongan sebesar 7,6 miliar dolar selama periode 5 tahun ke depan.

Bantuan akan dipangkas 5 miliar dolar untuk dua tahun anggaran, yakni periode 2014/15-2015/16 dan menyusul pemotongan 2 miliar dolar lainnya untuk bujet bantuan luar negeri periode 2017/18. Untuk periode 2016/17, bantuan luar negeri akan tumbuh selaras dengan tingkat inflasi, menggantikan praktek lama yang menghitung jumlah bantuan dari prosentase pendapatan national bruto.

Sebagai konsekuensi dari pemangkasan anggaran ini, kontrak ABC untuk mengoperasikan layanan televisi Asia-Pasifik ‘Australia Network’ akan dihentikan.

Pemerintah Australia telah mengkonfirmasi pembatalan kontrak 10 tahun senilai 223 juta dollar yang terangkum dalam anggaran. Pembatalan ini diperkirakan akan menghemat 197 juta dolar selama 9 tahun ke depan.

Pemerintah  jugasemakin menggalakkan operasi anti-penyelundupan manusia dari benua Asia.

Dana sebesar 6,4 juta dolar telah dialokasikan selama dua tahun untuk membiayai beberapa program seperti ‘Duta Besar untuk Isu Penyelundupan Manusia’ dan juga partisipasi Australia dalam  pertemuan tahunan di Bali.

Pemerintah Federal juga menyediakan dana sebesar 3,7 juta dolar pada periode 2014/15 untuk menempatkan beberapa petugas Bea Cukai dan Penjaga Perbatasan Australia di Indonesia, Malaysia, dan Sri Lanka.

Para petugas ini diharapkan dapat mengkoordinasikan upaya untuk menggagalkan operasi pencari suaka dengan kapal.

Anggaran yang diumumkan 13 Mei ini juga mengkonfirmasi bahwa segala operasi di bawah Departemen Imigrasi dan Bea Cukai Australia akan digabungkan ke dalam Satuan Penjaga Perbatasan.

Selain itu, Pemerintah Federal juga akan menyediakan dana sebesar 10 juta dolar selama 4 tahun untuk melanjutkan Porgram Penelitian dan Keilmuan Australia-China yang mendukung kolaborasi antara peneliti Australia dan China.

Dana sebesar 300.000 dolar selama 2 tahun juga disisihkan untuk mendukung aktivitas Proyek Perlindungan Orang Utan Nyaru Menteng di Indonesia.

Proyek yang dilakukan melalui kebun binatang Melbourne ini, akan mengagendakan pelepasan 60 orang utan ke habitat asli mereka, yang diikuti dengan program pemantauan selama 12 bulan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement