REPUBLIKA.CO.ID, WAYKANAN -- Sebanyak 600 siswa di tiga sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Waykanan, Lampung, akan menjalani tes urine sebagai upaya menekan peredaran narkoba di daerah itu.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Waykanan Gino Vanollie di Blambangan Umpu, Rabu, mengatakan pihaknya bekerja sama dengan BNN Provinsi Lampung dan Pusat Studi Kajian Narkoba (PSKN) Universitas Bandarlampung mengadakan "Sosialisasi Bahaya Narkoba dan Tes Urine" di kalangan pelajar SMP setempat.
"Sasaran kegiatan itu adalah pelajar SMPN 1 Blambangan Umpu, SMPN 1 Baradatu dan SMPN 2 Gununglabuhan," ujar Gino.
Tes urine tersebut, lanjutnya, menggunakan empat parameter yaitu tes THC (ganja), amfetamin dan derivatnya (sabu, ekstasi), morfin dan derivatnya, dan benzo diazetpine (golongan obat-obat penenang, pil koplo dan lain-lain.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendeteksi sejauh mana kalangan pelajar SMP dalam penyalahgunaan narkoba, katanya.
Hasil kegiatan tersebut akan tetap dirahasiakan atau tidak dipublikasikan ke masyarakat, namun jika ada anak yang terdeteksi positif, akan diselamatkan dengan diarahkan untuk dilakukan rehabilitasi di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yang telah ditunjuk oleh pemerintah.
"Dalam hal penyalahgunaan narkoba terutama pengguna, anak adalah korban, untuk itu harus diselamatkan dan disembuhkan, tidak untuk dihukum," ujar Gino.
Program tersebut diselenggarakan di tingkat SMP dan baru pertama kali dilakukan di Provinsi Lampung dengan sasaran lima SMPN, tiga di antaranya merupakan SMPN di Waykanan.
BNN Provinsi Lampung dipimpin oleh Kabid Pemberdayaan Masyarakat Abadi Azra'i dan PSKN UBL dipimpin Zainab Ompu Zaina.