Rabu 14 May 2014 19:05 WIB

Massa Anti-Cina Bakar 15 Pabrik di Vietnam

Rep: c66/ Red: Mansyur Faqih
Bendera Vietnam (ilustrasi)
Foto: wikispaces.com
Bendera Vietnam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Massa anti-Cina di Vietnam melakukan kerusuhan terhadap sejumlah perusahaan asing di negara tersebut, Rabu (14/5). Massa membakar dan menghacurkan 15 pabrik yang kebanyakan dimiliki oleh perusahaan Cina. 

Hal ini terjadi menyusul ketegangan antarkedua negara terkait konflik di Laut Cina Selatan. Demonstrasi dilakukan oleh sekelompok orang dan dimulai Selasa (14/5). Awalnya demonstrasi berlangsung dengan tenang.

Namun, hingga tiba-tiba para demonstran bertindak anarkis dengan memasuki pabrik. Mereka juga menyerang orang-orang di dalamnya. Demonstran yang anarkis juga diketahui menjarah isi pabrik sebelum kemudian membakarnya.

Aksi anarkis para demonstran tersebut diduga terjadi akibat hasutan oleh sekelompok ekstremis. Demonstran dihasut untuk memasuki pabrik hingga membuat sejumlah orang yang berada di dalamnya ketakutan dan melarikan diri. 

"Kami menduga ada sejumlah orang dari kelompok ekstremis yang menghasut para demonstran bersikap anarkis," ujar Tran Van Nam, wakil kepala komite rakyat di Vietnam, Rabu.

Demonstran juga menempelkan spanduk di depan gerbang pabrik milik asing yang menuliskan 'Kami mencintai Vietnam.' Selain itu, di beberapa spanduk yang terpajang di depan gerbang pabrik juga menuliskan nama pulau yang disengketakan oleh Vietnam dan Cina. Seperti Paracel dan Spratly Island yang ditulis dalam bahasa Vietnam.

Rabu pagi, sekelompok laki-laki menggunakan sepeda motor berada di sekitar jalan menuju pabrik yang telah ditutup setelah kerusuhan terjadi. Namun, polisi antihura-hara kini telah ditempatkan di seluruh wilayah pabrik.

Terkait kerusuhan yang terjadi di Vietnam, pemerintah negeri tirai bambu telah mengeluarkan travel advisory bagi seluruh warga Cina. Kemenlu Cina mengeluarkan peringatan tersebut pada seluruh warganya. Baik yang berada di Vietnam mau pun yang akan bepergian ke negara tersebut.

sumber : ap
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement