REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Sejumlah Muslim di India mengaku khawatir dengan terpilihnya nasionalis Hindu, Narendra Modi, sebagai Perdana Menteri terpilih pemilihan umum India. Modi pernah memiliki catatan buruk terkait kerusuhan komunal anti-Muslim di Gujarat pada 2002 saat ia menjabat sebagai kepala menteri di wilayah itu.
Lebih dari 1.000 Muslim tewas pada kerusuhan tersebut. Modi dituduh oleh aktivis hak asasi manusia sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas kerusuhan tersebut setelah tidak mampu menangani kerusuhan yang menimbulkan banyak korban jiwa dari pihak muslim.
Dia bahkan dituduh bersekongkol dengan para perusuh kerusuhan tersebut. Meski akhirnya ia dibebaskan dari segala tuduhan dalam penyelidikan oleh Mahkamah Agung.
Masa lalu Modi tersebut yang kemudian ditakutkan sebagian muslim di perbatasan India. Seorang mahasiswa asal Kashmir menuturkan terpilihnya Modi bisa jadi dorongan gerakan sayap kanan Hindu untuk melanjutkan gerakan Anti-Muslim.
“Jadi umat Islam, sebagai minoritas, tidak akan merasa aman. Mereka akan merasa terancam," ujar Syah seperti dilansir The National pada Jumat (16/5).
Presiden dari majlis seluruh India e-Ittehad ul-Muslimin bulan lalu bahkan membandingkan Modi dengan sosok Adolf Hitler. Modi bahkan menolak panggilan untuk menyatakan penyesalan atas kerusuhan yang menewaskan ribuan orang tersebut.