Senin 19 May 2014 17:31 WIB

Pemkot Depok Imbau Pedagang Tak Jualan di Bahu Jalan

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) menjajakkan boneka dagangannya di bawah kolong jembatan penyeberangan orang (JPO) depan Pasar Cipinang Besar, Senin (12/5).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) menjajakkan boneka dagangannya di bawah kolong jembatan penyeberangan orang (JPO) depan Pasar Cipinang Besar, Senin (12/5).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menghimbau para pedagang tidak berjualan di bahu jalan dan troktoar sehingga dapat menganggu para pengguna jalan yakni pejalan kaki dan pengguna kendaraan yang tentunya mengakibatkan kemacetan lalulintas.

Wakil Wali Kota Depok, Idris Abdul Shomad menyampaikan imbauan itu usai meninjau pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) di SDN Depok Jaya 1, 2, dan 7. Ia sempat mendatangi para pedagang makanan yang menjajahkan dagangannya di sekitar sekolah tersebut. Hal ini dilakukan karena pedagang berada di posisi yang tidak seharusnya, mengingat SDN Depok Jaya berdekatan dengan jalan raya yakni Jalan Raya Nusantara, Pancoranmas, Depok, Senin (19/5).

''Seharusnya para pedagang tidak berada di sini. Keberadaan mereka memang membantu anak-anak dalam memperoleh makanan, tetapi tetap harus memperhatikan keadaan sekitar yang tidak menganggu para pengguna jalan,'' ujar Idris.

Idris menambahkan, para pedagang tersebut berjualan di badan jalan, troktoar dan di atas drainase. Hal ini sudah merupakan pelanggaran. Pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak sekolah agar diberikan tempat berdagang bagi para pedagang tersebut. Sehingga tidak lagi melanggar.

Sementara itu, Udin pedagang telur gulung berterima kasih jika akan diberikan tempat untuk berdagang.  ''Terima kasih jika memang akan diberikan space. Jadi kami mudah berdagang dan tidak perlu membayar uang retribusi,'' harap Udin.

Udin menambahkan bahwa selama berdagang di depan sekolah ada penarikan uang retribusi pasar sebesar Rp 2.000 rupiah. ''Karena lokasi sekolah berdekatan dengan pasar,'' tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement