Jumat 23 May 2014 12:51 WIB

Indonesia-Filipina Sepakati Empat Isu Strategis

Presiden Susilo bambang Yudhoyono mPresiden SBY bersama pemimpin dunia lainnya di  Forum Ekonomi Dunia regional Asia Timur, Kamis (22/5).
Foto: Reuters
Presiden Susilo bambang Yudhoyono mPresiden SBY bersama pemimpin dunia lainnya di Forum Ekonomi Dunia regional Asia Timur, Kamis (22/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Indonesia dan Filipina telah menyepakati empat isu strategis yang dianggap bisa meningkatkan hubungan bilateral kedua negara. Kesepakatan itu diperoleh setelah kedua kepala negara melakukan pertemuan bilateral di Istana Malacanang, Filipina pada Jumat (23/5).

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjelaskan isu tersebut meliputi delimitasi batas maritim,  perdagangan investasi dan kerja sama ekonomi lainnya, kerja sama penanggulangan bencana, perlindungan pekerja migran. Secara khusus Presiden juga membahas mengenai kerja sama di bidang penanggulangan terorisme dan kejahatan lintas batas dan people to people contact.

Menurutnya, kesepakatan yang dicapai kedua negara bisa ditindaklanjuti di masa depan dan menjadi landasan untuk peningkatan kerja sama kedua negara. Terlebih lagi kesepakatan yang berkaitan dengan perbatasan kedua negara. Indonesia dan Filipina telah menandatangani kesepakatan mengenai delimitasi batas maritim kedua negara; Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di lima segmen.

“Saya gembira perjanjian delimitasi batas ZEE Indonesia – Filipina telah ditandatangani, dan untuk selanjutnya kedua negara dapat memulai perundingan delimitasi batas kontinen,” katanya.

Penyelesaian perundingan perbatasan akan semakin membuka peluang kerjasama ekonomi antar dua negara di wilayah perbatasan serta memperkuat keamanan kedua negara.

“Ini akan bermanfaat bagi rakyat Indonesia dan Filipina,” tambah Presiden SBY.

Sedangkan kerja sama dibidang lain seperti perdagangan, investasi, dan kerja sama ekonomi lainnya, keduanya sepakat untuk melakukan akselerasi. Tahun lalu, lanjutnya, volume perdagangan kedua negara mencapai  4,59 miliar dollar AS dengan rata-rata pertumbuhan dalam 5 tahun terakhir 10,9 persen.

“Trend positif ini akan semakin meningkat ke depannya seiring dengan perbaikan iklim investasi di kedua negara,” sebut SBY.

Indonesia dan Filipina juga menegaskan komitmennya untuk melanjutkan kerjasama regional dalam kerangka  Brunei-Indonesia-Malaysia-Phillipina  East ASEAN Growth Agreement (BIMP-EAGA).

Presiden SBY mengundang investor Filipina untuk turut berinvestasi dalam berbagai proyek Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025.

Presiden juga mengungkapkan kegembiraannya atas ditandatanganinya MoU di bidang Kerja Sama Pendidikan Tinggi (MoU on Higher Education Cooperation), dan MoU di bidang Kerjasama Anti Internasional Terorisme.

“Ini menunjukkan kesepahaman kedua negara untuk semakin meningkatkan hubungan people to people dan kerjasama mewujudkan keamanan regional,” kata Presiden.

Presiden Benigno Aquino III meyakini hubungan kedua negara akan semakin meningkat dan memberikan manfaat di masa depan.

“Kami yakin Indonesia dan Filipina akan tumbuh bersama ke depannya, berjalan berdampingan sebagai saudara,” imbuh Presiden Aquino.

Secara khusus, Presiden Aquino mengucapkan selamat kepada Presiden SBY atas anugerah Global Statesman Award dari World Economic Forum (WEF). “Presiden SBY adalah pemimpin Asia pertama yang menerima penghargaan ini,” ungkap Presiden Aquino.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement