REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG-- Pengamat politik Zamzami A Karim menilai persaingan calon presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo-Hatta Rajasa sangat ketat karena masing-masing calon memiliki pendukung yang sama-sama fanatik.
"Persaingan akan berlangsung sangat ketat, karena terlihat masing-masing pasangan calon memiliki pendukung yang sama-sama fanatik," kata Zamzami di Tanjungpinang, Kepulauan RIau, Jumat.
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang itu mengatakan, Prabowo umumnya didukung oleh kelompok Islam dan kelompok anti neokolonialisme dan neoimperialisme, dan anti terhadap intervensi asing terhadap politik dalam negeri Indonesia, sedangkan Joko Widodo (Jokowi) didukung oleh kelompok nasionalis, terutama LSM yang menyuarakan demokratisasi dan aktifis HAM.
Ditambahkannya, Jokowi merupakan tipe pekerja, administrator dan eksekutor kebijakan yang piawai untuk mendorong pemerintahan yang melayani dan bersih dari KKN. Tetapi sayangnya Jokowi sama juga dengan Jusuf Kalla yang tidak suka formalitas dan cenderung liberal kurang tajam dalam visi.
"Apa yang dimaksudkan dengan 'Indonesia Hebat' itu belum cukup kuat makna operasionalnya," kata Zamzami.
Sebaliknya, Prabowo menurut Zamzami memiliki tipe grand vizier, ideolog dan punya visi nation dan character building, menjadikan Indonesia yang lebih bermartabat. Agak punya makna operasional dan menggerakkan. Sementara Hatta Rajasa menurut Zamzami adalah tipe organisatoris piawai yang kurang diperhitungkan banyak pengamat.
"Tetapi sekali lagi Prabowo menyandang masalah masa lalu yang misterius tentang HAM, terlepas benar tidaknya tuduhan tersebut dan sejarah selalu jadi milik para pemenang," kata Zamzami. Menurut Zamzami Indonesia berhak memiliki pemimpin baru yang mendorong rakyat secara bersama-sama untuk memandang masa depan.