REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) akan mendorong reformasi struktural pada 2015. Salah satu agenda yang akan dilakukan dalam reformasi struktural adalah memperkuat basis pembiayaan pembangunan.
Ekonom menilai perkuatan basis pembiayaan pembangunan bisa dilakukan dengan pendalaman pasar keuangan nonbank. "Pendalaman pasar keuangan itu banyak. Yang masih kurang itu di nonbank," kata Ekonom Anton Gunawan, Sabtu (24/5).
Padahal selama ini investor domestik yang paling besar di pasar keuangan adalah Jamsostek atau sekarang BPJS. "Dananya yang belum dipakai kan menumpuk. Ini makanya diputarkan di pasar keuangan," ujarnya.
Karena itu, Anton menyarankan pasar keuangan nonbank harus diperdalam lagi agar dapat berkontribusi pada pembiayaan infrastruktur. Selama ini pendalaman pasar keuangan dilakukan pada perbankan. Salah satunya dengan transaksi repo antarbank dalam Mini Master Repo Agreement (Mini MRA). Hal ini dapat mendorong perbankan mengelola likuiditas dengan lebih efektif dan efisien.
Anton berharap Mini MRA dapat berhasil. "Tapi seberapa banyak yang bisa mengikuti itu untuk lebih mendistribusikan likuiditas," ujarnya. Anton menyebut MRA tersebut adalah terobosan penting.
Selain pada MRA, double taxation juga terjadi pada sekuritisasi. Sekuritisasi adalah penjualan aset kredit sehingga perbankan mendapatkan dana jangka panjang. "Kalau kredit bisa dijual kan jadi berkurang. Tapi, mentoknya di double taxation. Kalau menjual ada pajak," katanya.