REPUBLIKA.CO.ID,SAMARINDA -- Sidang Tanwir Muhammadiyah 2014 di Samarinda menegaskan kembali delapan kriteria pemimpin nasional yang dirumuskan dalam sidang tanwir Muhammadiyah 2013 di Bandung.
Koordinator Bidang Kebijakan Publik Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Nadjamuddin Ramly, menjelaskan kedelapan kriteria pemimpin nasional mendatang itu, antara lain:
1.Pemimpin diharapkan senantiasa menegakkan kebenaran (Shiddiq);
2.Pemimpin harus mengelola Kekuasaan dengan jujur dan dapat dipercaya (amanah);
3.Pemimpin harus senantiasa mengedepankan transparansi dan akuntabilitas (Tabligh),
4.Pemimpin harus cerdas dan memiliki intelektualitas yang mumpuni (Fathanah).
Selain empat kriteria normatif itu, papar Nadjamuddin, terdapat dua kriteria lain yang juga penting, yaitu:
5. Pemimpin Nasional harus bertindak sebagai 'Solidarity Maker' atau membangun solidaritas kebangsaan yang piawai serta membangun komunikasi yang menginspirasi, memotivasi dan mampu menggerakkan bangsa untuk meraih kemajuannya yang bermartabat.
6. Pemimpin harus mampu menjadi 'Problem Solver' yang cerdas dan bernas untuk memecahkan masalah bangsa yang strategis dan mendesak,
7.Pemimpin harus menjadi 'Risktaker' yang berani mengambil risiko dan bertanggungjawab atas kepemimpinannnya.
"Pemimpin tidak boleh menimpakan kesalahan itu pada bawahannya serta mudah menyerah atas berbagai permasalahan yang besar dan penting," jelas Nadjamuddin.
8. Pemimpin Indonesia harus dapat diteladani dengan karakter kuat berupa satunya kata dan tindakan.
"Insya Allah, jika kriteria-kriteria di atas ada pada diri Pemimpin RI mendatang, maka bangsa Indonesia dapat mewujudkan negara-bangsa (nation state) yang berkeadilan, maju, kuat, makmur dan sejahtera," pungkas Nadjamuddin.