REPUBLIKA.CO.ID,KBRI Windhoek menampilkan kuliner kepada masyarakat Namibia dengan mengusung tema "Warung Tegal" atau dikenal dengan singkatan "Warteg", pada acara Association of Diplomatic Spouses (ADS) in Namibia International Charity Bazaar, yang berlangsung di Franco-Namibian Cultural Centre (FNCC), Namibia
Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Windhoek mengangkat citra rasa makanan Indonesia warteg yang sangat popular karena selain murah juga mempunyai citra rasa yang sedap pada kegiatan yang berlangsung minggu lalu.
Counsellor KBRI Windhoek, Pramudya Sulaksono kepada Antara London Senin mengatakan sajian "Warteg" dilengkapi dengan gulai bayam, telur balado, semur daging, ayam goreng, mie goreng dan nasi.
Pesta kuliner diikuti 25 stan dari perwakilan asing di Windhoek seperti RRT, Ghana, Aljazair, Mesir, India, Nigeria, Spanyol, Portugis, Turki, Venezuela, Kenya, Kuba, Angola, Afrika Selatan, Brasil dan Malaysia, serta beberapa stan produk UKM setempat.
Stan KBRI Windhoek juga menyajikan jajanan khas Indonesia lain seperti lumpia dan dadar gulung serta berbagai kerajinan tangan dan produk UKM seperti asbak, taplak meja dan takan gelas sulaman, kipas dan
kerajinan lainnya.
Ajang tersebut juga dimanfaatkan untuk mempromosikan daerah tujuan wisata dan penampilan kesenian berupa "Tari Kidang" (Tari Kijang) yang dibawakan Aura Syifa Nareswari, siswa SD Kleine Professor Windhoek.
Puteri seorang Pegawai Setempat KBRI yang berusia enam tahun ini tampil dalam acara pembuka yang menampilkan pertunjukan kesenian dan mendapat sambutan dari pengunjung bazaar yang terdiri dari masyarakat setempat dan internasional.
Selain itu KBRI Windhoek menyemarakkan ADS International Charity Bazaar dengan tari pergaulan "Poco-Poco" yang dimodifikasi ala "flash mob sehingga yang membuat suasana bazaar makin meriah.
Flash Mob Poco-Poco diikuti staff KBRI dan "Friends of Indonesia" yang terdiri dari penerima beasiswa Darmasiswa Indonesia, mahasiswa Namibia, warga Negara Jerman dan warga Negara Belanda yang pernah berkunjung ke Indonesia.