REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Perdana Menteri terpilih India, Narendra Modi akan dilantik pada hari ini, Senin (26/5). Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif dijadwalkan akan menghadiri acara tersebut setelah diundang langsung oleh Modi.
Dikutip dari BBC, kedatangan Sharif ini merupakan pertama kalinya salah satu PM menghadiri pelantikan PM lain antar dua negara ini sejak mereka merdeka pada 1947. India dan Pakistan terkenal bersitegang dan bermusuhan di tiga perang dalam 60 tahun lalu.
Hal ini diharapkan akan memperbaiki hubungan dua negara. Dikutip Reuters, Sharif juga dijadwalkan akan lakukan pertemuan bilateral dan mengunjungi Mohyuddin Wani, sekretaris bersama kantor PM.
''Ini adalah kabar baik, ini akan menjadi awal hubungan baru antara India dan Pakistan,'' kata juru bicara Partai BJP pengusung Modi, Prakash Javadekar, dikutip Guardian.
Modi dikenal sebagai golongan garis keras dalam isu-isu keamanan nasional. Partainya malah menganjurkan sikap keras pada Pakistan. Namun, media mengatakan kemenangan pemilu memberi mandat untuk menjangkau Pakistan dengan lebih baik.
Hubungan bilateral kedua negara sebelumnya parah karena serangan tahun 2008 di kota Mumbai India oleh kelompok bersenjata Pakistan. 166 orang tewas dalam kejadian tersebut. Hubungan kemudian membaik di bawah PM India sebelumnya Manmohan Singh. PM Singh diundang dalam pelantikan PM Sharif tahun lalu, tapi ia tidak hadir.
Modi dan Sharif dinilai memiliki banyak kesamaan. Mereka berdua adalah konservatif politik yang mengusung platform pro bisnis. Namun, banyak warga Pakistan melihat Modi sebagai Hindu nasionalis.
Senator partai pemerintahan yang dekat dengan Sharif, Tariq Azeem mengatakan PM sangat tertarik untuk kembali membangun hubungan dengan India. Namun, orang-orang dalam pemerintahan tetap mengimbaunya untuk waspada agar tidak terlalu cepat merangkul Modi.
''Ada orang-orang yang jelas ingin menunggu. Ada ketakukan dan kekhawatiran di beberapa sisi,'' kata Azeem kepada Guardian. Keputusan Sharif kemungkinan akan menambah ketegangan antara pemerintah sipil dan militer Pakistan. Pemimpin ekstrimis telah meminta Sharif menolak undangan tersebut pekan lalu.
Tentara jelas telah menolak ambisi Sharif untuk menormalisasi hubungan dengan india. Terutama dalam hal kemitraan dagang.