REPUBLIKA.CO.ID, DONETSK -- Ukraina melancarkan serangan udara dan serangan penerjun payung terhadap oposisi pendukung Rusia yang menguasai bandara di Donetsk, Senin (26/5).
Respon militer yang cepat terhadap separatis adalah jawaban tegas bagi Rusia. Rusia sebelumnya mengatakan siap berdialog dengan pemimpin terpilih Ukraina Petro Poroshenko. Namun, ia harus menarik tentara dulu di timur.
Saat pertempuran sedang berlangsung, pemimpin yang juga pemilik pabrik coklat itu menggelar konferensi pers di Kiev. dia mengatakan militer perlu bergerak cepat dan lebih efektif.
"Operasi melawan teroris tidak perlu berlangsung hingga dua atau tiga bulan. Seharusnya hanya berlangsung dalam hitungan jam," katanya.
Bunyi tembakan dan ledakan terdengar saat pesawat tempur terbang di atas Bandara Internasional Sergei. Beberapa jam sebelumnya pasukan tentara separatis tiba dan menguasai bandara. Asap tebal hitam tampak mengepul.
Setelah tiga jam bertempur, seorang pewarta foto Reuters melihat tiga helikopter Ukraina Mi-24 menembakkan roket dan meriam ke bangunan bandara.
Pengambilalihan bandara ditujukan untuk mencegah Proshenko bepergian ke Donetsk, sebab dia mengatakan perjalanan dinasnya yang pertama adalah mengunjungi wilayah yang bergolak.