REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Newmont Nusa Tenggara telah memastikan tidak akan memecat karyawannya. Hal tersebut disampaikan pimpinan Newmont dalam rapat koordinasi bersama Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik dan sejumlah menteri lainnya.
"Newmont mengatakan tidak PHK. Dia mengatakan hanya merumahkan dengan gaji," ujar Jero yang ditemui usai rapat koordinasi, Rabu (28/5). Newmont juga tidak akan merumahkan karyawannya jika permasalahannya diselesaikan minggu depan.
Sebelumnya, Newmont akan merumahkan karyawannya pada 1 Juni jika pemerintah tidak menerbitkan izin ekspor. Jero mengatakan, pemerintah akan mengizinkan Newmont mengekspor konsentrat yang sudah dioleh dengan bea keluar. Nilai bea keluar akan turun seiring dengan proses pembangunan smelter. Bea keluar akan dihapuskan setelah smelter selesai dibangun. "Ekspor mineral mentah tetap no. Tidak boleh," ujarnya.
Newmont telah membangun smelter bersama dengan PT Freeport Indonesia dan PT Aneka Tambang, Tbk (Antam). Kedua perusahaan asing tersebut telah berjanji akan memberikan komitmen masing-masing sebesar 115 juta dolar AS untuk Freeport dan 25 juta dolar AS untuk Newmont.
Jika smelter tersebut tidak jadi dibangun, Pemerintah akan menarik komitmen tersebut sebagai keuntungan negara. "Nanti ada tim yang mengawasi. Tapi kalau lihat niatnya mereka akan bangun karena mereka sudah tahu kegunaannya untuk mereka," ujar Jero.