Kamis 29 May 2014 19:23 WIB

Safari Dakwah Dai Pedalaman

KH Arief Heri Setiawan dan para santrinya sesaat sebelum berangkat menuju Kampung Muara Siram, Kecamatan Bongan, Kutai Barat.
Foto: Republika/Chairul Akhmad
KH Arief Heri Setiawan dan para santrinya sesaat sebelum berangkat menuju Kampung Muara Siram, Kecamatan Bongan, Kutai Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, KUTAI BARAT – Menjelang Ramadhan 1435 H tahun ini, kesibukan KH Arief Heri Setiawan kian meningkat. Pengasuh Pondok Pesantren Assalam, Arya Kemuning, Barong Tongkok, Kutai Barat, Kalimantan Timur itu melakukan safari dakwah di sejumlah Kutai Barat (Kubar).

“Ada 50 titik dakwah yang harus saya datangi hingga menjelang Ramadhan nanti. Saat ini sudah 30 titik lebih yang telah saya kunjungi,” tutur Arief kepada ROL saat mengikuti perjalanan dakwahnya di Kampung Muara Siram, Kecamatan Bongan, Kubar, akhir pekan lalu.

Arief dikenal sebagai salah satu dai yang gigih dalam mengemban misi dakwah di pedalaman Kalimantan Timur, terutama dalam pembinanaa mualaf. Sejak terjun dalam dunia dakwah di pedalaman Kalimantan pada 1991, hingga kini ia telah mengislamkan 900 orang Suku Dayak.

Di Kampung Muara Sinam, safari dakwah KH Arief dipusatkan di Masjid Asshobirin yang terletak di tengah-tengah kampung. Warga Muara Siram mayoritas penduduk asli (Dayak), sebagian dari mereka adalah mualaf.

“Kampung ini adalah titik baru dakwah. Ini pertama kalinya saya datang ke sini,” kata Arief.

Kedatangan Arief di kampung berpenduduk 270 kepala keluarga itu mendapat sambutan meriah. Ia dan para santrinya tiba di Masjid Asshobirin ketika masuk waktu Maghrib. Usai shalat berjamaah, Arief kemudian menyampaikan tausiah kepada jamaah.

Arief sengaja mengajak para santrinya setiap kali berdakwah untuk mengenalkan mereka akan pentingnya perjuangan menyebarkan Islam di bumi Kalimantan. Selain itu, para santri juga akan “menghibur” jamaah yang hadir dengan sajian kesenian Islam; hadrah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement