Senin 02 Jun 2014 12:36 WIB

SBY Tak Rela Perwira Diajak Terjun ke Politik

TNI Polri
Foto: Antara
TNI Polri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan etika politik yang dimiliki oleh perwira TNI/Polri. Ia menegaskan ketika perwira aktif ingin terjun ke dunia politik, maka harus meletakkan jabatannya.  

Kalaupun ada tokoh-tokoh yang berlatar belakang militer, maka tokoh tersebut tidak lagi tercatat sebagai perwira aktif. Ia pun mencontohkan beberapa nama berlatar belakang militer yang menjadi tokoh politik.

Sebut saja Dai Bachtiar, Hendropriyono, Wiranto, Pramono Edhie Wibowo, Luhut Panjaitan, Sutioso, Endiartono Sutarto, bahkan Prabowo Subianto. Tokoh-tokoh tersebut kini aktif di dunia politik baik sebagai ketua umum partai politik, ikut konvensi partai politik, hingga menjadi tim sukses capres tertentu.

"Mereka sah karena sudah sebagai purnawirawan. Mereka yang sekarnag memilih berjuang dengan demokratis di koridor itu adalah hal yang tepat dan benar dilakukan," katanya saat memberikan pengarahan kepada perwira tinggi TNI/Polri di Kementerian Pertahanan, Senin (2/6).

Presiden pun menegaskan tak rela jika perwira-perwira dimanfaatkan dan diajak untuk terjun ke dunia politik oleh pemimpinnya. Menurutnya, hal tersebut melanggar sumpah prajurit dan meninggalkan nilai dan etika di jajaran TNI/Polri.

"Saya sebagai pemimpin puncak TNI tak rela. Saya mencintai perwira sekalian. Para perwira adalah adik-adik saya, junior-junior saya untuk memimpin dan memajukan AL, AU, AD, tentara dan kepolisian. Jangan terganggu dengan soal yang tidak perlu terjadi," katanya.

Ia mengaku mendapatkan informasi ada pihak yang menarik sejumlah perwira tinggi untuk memberikan dukungan politik. Bahkan, informasi itu menyebutkan agar para perwira tidak perlu lagi mendengarkan presiden yang sudah akan karam dan lebih baik mencari presiden baru yang penuh sinar dan menjanjikan.

"Ajakan seperti itu hanyalah sebuah godaan. Ajakan itu juga mengajarkan perwira untuk menabrak sapta marga dan sumpah prajurit," katanya.

Karena itu, Presiden kembali menegaskan ketidakrelaannya jika perwira digiring ke area politik bahkan 'diperintah' atasannya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement